Para team yang telah menerbitkan novel yang berjudul, “Mama,
Aku Telah Ternoda!!...” berharap kepada para pembaca dengan membaca buku ini
diharapkan kita sebagai manusia yang secara sadar penuh atas nilai-nilai
kemanusiaan dan hakikat manusia ciptaan Allah. Memahami dampak dari akibat
pelecehan seksual, atau perlakuan seksual kepada lawan jenis maupun dengan sesama jenis. Dampak yang
berakibat pada rohani, spiritual dan jasmani terhadap orang yang menjadi objek
dari pelecehan seksual.
Semoga
dengan hadirnya novel ini, akan membawa dampak psikologis bagi para pembaca,
sehingga akan mengurangi perlakuan pelecehan seksual kepada lawan jenis maupun
sesama jenis, terlebih kepada anak dibawah umur terutama di negeri Indonesia
kita ini.
Novel karya JB. Dasuri pada novel depan bertuliskan judul
Mama, Aku Telah Ternoda!!.. yang diangkat dari sebuah kisah pelecehan seksual
yang patut direnungkan. Berlatar gambar seorang wanita yang meletakkan
kepalanya diatas tangan tengkurap dengan sorot mata warna merah, menandakan
pancaran cinta seorang remaja. Sedangkan gambar seorang wanita terlihat guram
memberi arti muramnya harapan masa depan seorang wanita. Pada cover belakang
berisi inti kalimat yang menitikberatkan pada beban seorang wanita dari segi moralitas,
kemanusiaan, dan perasaan sedih dengan warna dasar biru.
Tujuan resentator menulis resensi Mama, Aku Telah
Ternoda!!... karya JB. Dasuri ini untuk menjelaskan dan menyampaikan lebih jauh
tentang novel tersebut, meliputi unsur intrinsik, isi, unsur ekstrinsik bahasa
dan penampilan agar dapat dipahami dan direnungkan oleh generasi muda kini,
khususnya kaum remaja bangsa ini. Dan akhirnya dapat menyampaikan isi novel
tersebut hingga pantas dibaca untuk para pembaca.
Perjalanan hidup seseorang selalu punya
makna dan kesan tersendiri. Pengalaman
pahit dan indahpun menyertai jejak hidup kedepan. Begitu pula dengan Vita,
wanita berparas cantik ini sangat terikat dengan masa lalu dalam menjalani
kehidupan sekarang. Vita sejak kecil telah mengalami pelecehan seksual. Sejak
dari dia berusia 4 tahun, Vita telah menjadi korban nafsu bejat kakeknya.
Karena kesibukan kedua orangtuanya, Vita terpaksa dititipkan dimana kakek dan
neneknya tinggal bersama, sampai kedua orangtuanya terbebas dari kesibukan
pekerjaannya dalam waktu beberapa minggu bahkan sampai berbulan-bulan.
Saat
nenek telah terlelap, kakek Vita mulai menuruti nafsu iblisnya. Perlahan
mendatangi kamar cucunya lalu meraba setiap lekuk tubuh Vita dengan penuh
hasrat sampai pada alat vital dan menyebut pertemuan itu dengan “Kunjungan
Rahasia”. Karena sang kakek tidak memperbolehkan cucunya menceritakan kepada
siapapun mengenai kunjungan rahasia kakeknya itu, sampai sekarang Vita masih
mengalami tekanan jiwa, ketakutan yang tak berujung dan selalu tak henti
menyalahkan dirinya sendiri.
Sampai Vita berusia 14 tahun, rasa ketakutan itu masih
menghantui benak si gadis lugu yang tak mengerti apa-apa mengenai pelecehan
seksual yang telah dilakukan kakeknya semasa hidup dulu. Hingga pengalaman kelamnya
itu bertamu dalam mimpinya saat dia berkemah dengan teman-teman sekolahnya.
Igauan Vita didengar sahabat karibnya yang telah lama berkawan dengan Vita,
sejak mereka duduk dibangku sekolah dasar.
Karena
jeritan Vita yang terdengar menakutkan, seperti orang yang sedang ketakutan
dikejar-kejar seseorang yang berusaha membunuhnya. Selly, sahabat Vita dah juga
Kak Rini, seniornya membangunkan Vita perlahan dari mimpi buruknya. Saat
ditanya, Vita hanya dapat menyembunyikan kenangan pahit yang menyertai mimpinya
tadi.
Berkat
desakat, beberapa pengertian serta nasehat dan juga beberapa masukan kasih
sayang yang membuat hati Vita agak merasa lega, Vita mencoba menggali dan
membongkar kembali kisah masa lalunya yang telah lama dia pendam dalam-dalam
dihatinya bersama ketakutan yang ditimbulkan dari kakeknya yang telah meninggal
2 tahun yang lalu.
Sampai ia menemukan lelaki yang dia cintai dan akhirnya Vita
menikah dengan lelaki itu. Namun suami Vita tidak terlalu memahami keadaan
Vita, seperti Selly dan Kak Rini. Setelah pernikahan mereka cukup lama
terjalin, ketidak beruntungan hidup Vita munjul kembali. Ayah mertua Vita
mengetahui semua kisah masa lalu Vita bersama kakeknya. Hingga Vita dinilai
wanita yang hina dan dia melecehkan Vita seperti wanita nakal. Rahasia yang
diketahui bapak mertuanya tak dapat dijaga, ayah mertua Vita tak segan
menceritakan semuanya dengan lengkap kepada anaknya yang tak lain adalah suami
Vita yang sangat Vita cintai. Suami Vita tak menerima semua kenyataan yang ada
selama ini. Akhirnya suami Vita bertekat meninggalkan Vita dengan sebongkah
kekecewaan.
Karena mendapat tugas dari kantornya,
suami Vita pergi keluar kota dan meninggalkan Vita bersama ayahnya dirumah. Dan ternyata ayah mertua Vita tak
lain dengan kakeknya, mereka sama bejatnya. Vita tak dapat membantah ayah dari
lelaki yang sangat dia hormati. Karena Vita sudah merasa dirinya adalah sampah
yang tak berguna untuk siapapun dan dia beranggapan bahwa dia adalah wanita
yang keji yang tak pantas menegug secangkir kasih sayang dari orang-orang yang
dia cintai. Hingga dia rela diduakan setelah suami Vita pulang dari tugasnya
dan menggandeng wanita yang telah mengandung anak dari suami yang telah lama
dinanti.
Dalam
novel, Mama… Aku Telah Ternoda! Terdapat beberapa tokoh yang memiliki sifat
yang berbeda-beda. Ada enam tokoh dalam novel ini. Sebagai tokoh utama dan
sekaligus tokoh protagonis adalah Vita. Vita mempunyai sifat yang selalu
bimbang, lugu, tidak percaya diri, selalu menyalahkan diri sendiri, cantik
rupawan, dan sangat tertutup dengan orang lain disebabkan trauma akibat masa
lalunya.
Suami Vita, yang tidak begitu sayang dengan Vita, tidak
dapat menerima Vita sebagai isrtinya apa adanya, juga tega meninggalkan Vita
dan memalingkan cinta kepada orang lain dan mengacuhkan Vita begitu saja
setelah dia tau semua rahasia yang disembunyikan Vita. Sebagai tokoh antagonis
adalah kakek Vita. Kakek Vita mempunyai sifat yang sangat tidak berkemanusiaan.
Sifatnya yang tidak lazim kepada cucunya (Vita), membuat Vita menjadi takut dan
tidak mau mengingat kakeknya. Selain kakek, mertua Vita juga menjadi tokoh
antagonis dalam cerita nyata ini. Mertu Vita selalu melecehkan Vita, dan selalu
memanfaatkan kesempatan ketika suami Vita ditugaskan ke luar kota. Dan sebagai
tokoh tritagonis adalah Selly dan Kak Rini. Mereka berdua menjadi tempat Vita
untuk bersandar dengan cerita dan kenyataan hidup Vita yang tidak mujur. Mereka
selalu memberi motivasi kepada Vita yang kehilangan percaya dirinya,
menumbuhkan kembali keberanian Vita dengan kasih sayang dan dorongan semangat
yang selalu mengalir.
Dalam novel ini, pengarang menggunakan sudut pandang orang
pertama sebagai pelaku dan orang ketiga yang serba tahu. Dan alur yang
digunakan dalam menulis novel ini adalah alur maju mundur atau campuran. Selain
itu, bahasa yang digunakan pengarang adalah bahasa Indonesia yang baku dan
tidak terdapat bahasa asing dalam novel. Dan dibagian akhir novel Mama,.. Aku
Telah Ternoda!, terdapat puisi yang bermajas hiperbola, personifikasi dan
litotes. Puisi yang juga menjadi ringkasan cerita nyata Vita serta sebagai
bagian penutup cerita dalam novel ciptaan JB.Dasuri yang pertama ini.
Dalam novel ini terdapat nilai moral yang dapat kita
renungkan dan mengambil hikmah dari semuanya. Nilai moral yang terkandung dalam
novel ini yaitu tidak seharusnya orang tua itu melakukan pelecehan seksual
kepada anak dibawah umur, apalagi masih terikat darah. Tak hanya orang tua, tak
seharusnya juga remaja sekarang melakukan pelecehan seksual kepada sesama jenis
maupun lawan jenis yang belum terjalin dalam ikatan pernikahan. Perhatian dan
bimbingan yang diberikan orangtua kepada anaknya sangatlah penting. Karena
sekarang tidak sedikit remaja disekitar kita telah terjerumus dalam pergaulan
bebas yang justru dipengaruhi oleh media
elektronik yang semakin modern dan begitu pesat mengalami kemajuan.
Meskipun cerita tersebut tidak begitu menjelaskan kehidupan
akhir yang dialami Vita, namun novel ini telah menjadikan pelajaran dan
renungan bagi pembacanya. Khususnya bagi kaum laki-laki dan perempuan remaja
untuk tidak menjadi tersangka maupun korban pelecehan seksual. Novel ini sangat
layak untuk dibaca, karena selain harganya yang cukup terjangkau novel ini juga
memiliki nilai moral yang tinggi. Ciri-ciri pelecehan seksual yang dicantumkan
dalam novel ini juga sangat membantu dan menambah pengetahuan pembaca mengenai
pengertian dan apa saja bentuk dari pelecehan seksual itu.
Ada
satu kalimat yang akan selalu diingat oleh pembaca yaitu kalimat yang disebut
kakek Vita ketika perlahan menghampiri kamar cucunya dan meraba setiap lekuk
tubuh Vita dengan penuh hasrat, yaitu “Kunjungan Rahasia“.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar