Minggu, 03 Juni 2012

Resensi Novel "Mama, Aku Telah Ternoda!!.." Karya JB. Dasuni


Para team yang telah menerbitkan novel yang berjudul, “Mama, Aku Telah Ternoda!!...” berharap kepada para pembaca dengan membaca buku ini diharapkan kita sebagai manusia yang secara sadar penuh atas nilai-nilai kemanusiaan dan hakikat manusia ciptaan Allah. Memahami dampak dari akibat pelecehan seksual, atau perlakuan seksual kepada lawan jenis  maupun dengan sesama jenis. Dampak yang berakibat pada rohani, spiritual dan jasmani terhadap orang yang menjadi objek dari pelecehan seksual.
Semoga dengan hadirnya novel ini, akan membawa dampak psikologis bagi para pembaca, sehingga akan mengurangi perlakuan pelecehan seksual kepada lawan jenis maupun sesama jenis, terlebih kepada anak dibawah umur terutama di negeri Indonesia kita ini.

Novel karya JB. Dasuri pada novel depan bertuliskan judul Mama, Aku Telah Ternoda!!.. yang diangkat dari sebuah kisah pelecehan seksual yang patut direnungkan. Berlatar gambar seorang wanita yang meletakkan kepalanya diatas tangan tengkurap dengan sorot mata warna merah, menandakan pancaran cinta seorang remaja. Sedangkan gambar seorang wanita terlihat guram memberi arti muramnya harapan masa depan seorang wanita. Pada cover belakang berisi inti kalimat yang menitikberatkan pada beban seorang wanita dari segi moralitas, kemanusiaan, dan perasaan sedih dengan warna dasar biru.

Tujuan resentator menulis resensi Mama, Aku Telah Ternoda!!... karya JB. Dasuri ini untuk menjelaskan dan menyampaikan lebih jauh tentang novel tersebut, meliputi unsur intrinsik, isi, unsur ekstrinsik bahasa dan penampilan agar dapat dipahami dan direnungkan oleh generasi muda kini, khususnya kaum remaja bangsa ini. Dan akhirnya dapat menyampaikan isi novel tersebut hingga pantas dibaca untuk para pembaca.
           
Perjalanan hidup seseorang selalu punya makna dan kesan tersendiri. Pengalaman pahit dan indahpun menyertai jejak hidup kedepan. Begitu pula dengan Vita, wanita berparas cantik ini sangat terikat dengan masa lalu dalam menjalani kehidupan sekarang. Vita sejak kecil telah mengalami pelecehan seksual. Sejak dari dia berusia 4 tahun, Vita telah menjadi korban nafsu bejat kakeknya. Karena kesibukan kedua orangtuanya, Vita terpaksa dititipkan dimana kakek dan neneknya tinggal bersama, sampai kedua orangtuanya terbebas dari kesibukan pekerjaannya dalam waktu beberapa minggu bahkan sampai berbulan-bulan.
Saat nenek telah terlelap, kakek Vita mulai menuruti nafsu iblisnya. Perlahan mendatangi kamar cucunya lalu meraba setiap lekuk tubuh Vita dengan penuh hasrat sampai pada alat vital dan menyebut pertemuan itu dengan “Kunjungan Rahasia”. Karena sang kakek tidak memperbolehkan cucunya menceritakan kepada siapapun mengenai kunjungan rahasia kakeknya itu, sampai sekarang Vita masih mengalami tekanan jiwa, ketakutan yang tak berujung dan selalu tak henti menyalahkan dirinya sendiri.

Sampai Vita berusia 14 tahun, rasa ketakutan itu masih menghantui benak si gadis lugu yang tak mengerti apa-apa mengenai pelecehan seksual yang telah dilakukan kakeknya semasa hidup dulu. Hingga pengalaman kelamnya itu bertamu dalam mimpinya saat dia berkemah dengan teman-teman sekolahnya. Igauan Vita didengar sahabat karibnya yang telah lama berkawan dengan Vita, sejak mereka duduk dibangku sekolah dasar.
Karena jeritan Vita yang terdengar menakutkan, seperti orang yang sedang ketakutan dikejar-kejar seseorang yang berusaha membunuhnya. Selly, sahabat Vita dah juga Kak Rini, seniornya membangunkan Vita perlahan dari mimpi buruknya. Saat ditanya, Vita hanya dapat menyembunyikan kenangan pahit yang menyertai mimpinya tadi.
Berkat desakat, beberapa pengertian serta nasehat dan juga beberapa masukan kasih sayang yang membuat hati Vita agak merasa lega, Vita mencoba menggali dan membongkar kembali kisah masa lalunya yang telah lama dia pendam dalam-dalam dihatinya bersama ketakutan yang ditimbulkan dari kakeknya yang telah meninggal 2 tahun yang lalu.

Sampai ia menemukan lelaki yang dia cintai dan akhirnya Vita menikah dengan lelaki itu. Namun suami Vita tidak terlalu memahami keadaan Vita, seperti Selly dan Kak Rini. Setelah pernikahan mereka cukup lama terjalin, ketidak beruntungan hidup Vita munjul kembali. Ayah mertua Vita mengetahui semua kisah masa lalu Vita bersama kakeknya. Hingga Vita dinilai wanita yang hina dan dia melecehkan Vita seperti wanita nakal. Rahasia yang diketahui bapak mertuanya tak dapat dijaga, ayah mertua Vita tak segan menceritakan semuanya dengan lengkap kepada anaknya yang tak lain adalah suami Vita yang sangat Vita cintai. Suami Vita tak menerima semua kenyataan yang ada selama ini. Akhirnya suami Vita bertekat meninggalkan Vita dengan sebongkah kekecewaan.
 
Karena mendapat tugas dari kantornya, suami Vita pergi keluar kota dan meninggalkan Vita bersama ayahnya dirumah. Dan ternyata ayah mertua Vita tak lain dengan kakeknya, mereka sama bejatnya. Vita tak dapat membantah ayah dari lelaki yang sangat dia hormati. Karena Vita sudah merasa dirinya adalah sampah yang tak berguna untuk siapapun dan dia beranggapan bahwa dia adalah wanita yang keji yang tak pantas menegug secangkir kasih sayang dari orang-orang yang dia cintai. Hingga dia rela diduakan setelah suami Vita pulang dari tugasnya dan menggandeng wanita yang telah mengandung anak dari suami yang telah lama dinanti.

Dalam novel, Mama… Aku Telah Ternoda! Terdapat beberapa tokoh yang memiliki sifat yang berbeda-beda. Ada enam tokoh dalam novel ini. Sebagai tokoh utama dan sekaligus tokoh protagonis adalah Vita. Vita mempunyai sifat yang selalu bimbang, lugu, tidak percaya diri, selalu menyalahkan diri sendiri, cantik rupawan, dan sangat tertutup dengan orang lain disebabkan trauma akibat masa lalunya.
Suami Vita, yang tidak begitu sayang dengan Vita, tidak dapat menerima Vita sebagai isrtinya apa adanya, juga tega meninggalkan Vita dan memalingkan cinta kepada orang lain dan mengacuhkan Vita begitu saja setelah dia tau semua rahasia yang disembunyikan Vita. Sebagai tokoh antagonis adalah kakek Vita. Kakek Vita mempunyai sifat yang sangat tidak berkemanusiaan. Sifatnya yang tidak lazim kepada cucunya (Vita), membuat Vita menjadi takut dan tidak mau mengingat kakeknya. Selain kakek, mertua Vita juga menjadi tokoh antagonis dalam cerita nyata ini. Mertu Vita selalu melecehkan Vita, dan selalu memanfaatkan kesempatan ketika suami Vita ditugaskan ke luar kota. Dan sebagai tokoh tritagonis adalah Selly dan Kak Rini. Mereka berdua menjadi tempat Vita untuk bersandar dengan cerita dan kenyataan hidup Vita yang tidak mujur. Mereka selalu memberi motivasi kepada Vita yang kehilangan percaya dirinya, menumbuhkan kembali keberanian Vita dengan kasih sayang dan dorongan semangat yang selalu mengalir.

Dalam novel ini, pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku dan orang ketiga yang serba tahu. Dan alur yang digunakan dalam menulis novel ini adalah alur maju mundur atau campuran. Selain itu, bahasa yang digunakan pengarang adalah bahasa Indonesia yang baku dan tidak terdapat bahasa asing dalam novel. Dan dibagian akhir novel Mama,.. Aku Telah Ternoda!, terdapat puisi yang bermajas hiperbola, personifikasi dan litotes. Puisi yang juga menjadi ringkasan cerita nyata Vita serta sebagai bagian penutup cerita dalam novel ciptaan JB.Dasuri yang pertama ini.

Dalam novel ini terdapat nilai moral yang dapat kita renungkan dan mengambil hikmah dari semuanya. Nilai moral yang terkandung dalam novel ini yaitu tidak seharusnya orang tua itu melakukan pelecehan seksual kepada anak dibawah umur, apalagi masih terikat darah. Tak hanya orang tua, tak seharusnya juga remaja sekarang melakukan pelecehan seksual kepada sesama jenis maupun lawan jenis yang belum terjalin dalam ikatan pernikahan. Perhatian dan bimbingan yang diberikan orangtua kepada anaknya sangatlah penting. Karena sekarang tidak sedikit remaja disekitar kita telah terjerumus dalam pergaulan bebas yang  justru dipengaruhi oleh media elektronik yang semakin modern dan begitu pesat mengalami kemajuan.

Meskipun cerita tersebut tidak begitu menjelaskan kehidupan akhir yang dialami Vita, namun novel ini telah menjadikan pelajaran dan renungan bagi pembacanya. Khususnya bagi kaum laki-laki dan perempuan remaja untuk tidak menjadi tersangka maupun korban pelecehan seksual. Novel ini sangat layak untuk dibaca, karena selain harganya yang cukup terjangkau novel ini juga memiliki nilai moral yang tinggi. Ciri-ciri pelecehan seksual yang dicantumkan dalam novel ini juga sangat membantu dan menambah pengetahuan pembaca mengenai pengertian dan apa saja bentuk dari pelecehan seksual itu.
Ada satu kalimat yang akan selalu diingat oleh pembaca yaitu kalimat yang disebut kakek Vita ketika perlahan menghampiri kamar cucunya dan meraba setiap lekuk tubuh Vita dengan penuh hasrat, yaitu “Kunjungan Rahasia“.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar