A.
Definisi ahli mengenai stereotipe
Stereotip
adalah kombinasi dari ciri-ciri yang paling sering diterapkan oleh suatu
kelompok tehadap kelompok lain, atau oleh seseorang kepada orang lain
(Soekanto, 1993).
Stereotip sebagai generalisasi kesan yang kita
miliki mengenai seseorang terutama karakter psikologis atau sifat kepribadian. Matsumoto
(1996)
Pemberian sifat tertentu terhadap seseorang atau
sekelompok orang berdasarkan kategori yang bersifat subjektif, hanya karena ia
berasal dari suatu kelompok tertentu (in group atau out group), yang bisa
bersifat positif maupun negatif” (Amanda G., 2009).
Pendapat atau prasangka mengenai orang-orang dari
kelompok tertentu, dimana pendapat tersebut hanya didasarkan bahwa orang-orang
tersebut termasuk dalam kelompok tertentu tersebut. .
Stereotipe
adalah pendapat atau gambaran mengenai orang-orang dari kelompok tertentu,
dimana pendapat tersebut hanya didasarkan bahwa orang-orang tersebut termasuk dalam
kelompok tertentu tersebut.
Kelompok ini mencakup kelompok ras, kelompok etnik, kaum tua, berbagai
pekerjaan profesi, atau orang dengan penampilan fisik tertentu. Stereotipe
kadang-kadang dijadikan alasan untuk melakukan tindakan diskriminatif
terhadap kelompok lain.
Stereotipe
pada umumnya tidak memiliki sumber yang jelas, berasal dari karangan- karangan
suatu kelompok tertentu atau berasal dari cerita- cerita turun temurun untuk
dipakai sebagai kerangka rujukan tentang seseorang, kelompok, budaya, bangsa,
hingga agama. Sehingga segala bentuk stereotipe adalah belum tentu
kebenarannya, bahkan ada stereotipe yang salah sama sekali kebenarannya.
Tidak
sedikt orang menjadikan stereotipe sebagai alasan untuk mengucilkan kelompok
lain berarti orang tersebut tidak menganggap bahwa manusia memiliki keunikan
yang bermacam- macam.
Beberapa
poin penting dari definisi stereotip di atas antara lain penilaian yang
bersifat subjektif dan dapat berupa kesan positif maupun negatif. Walaupun
lebih cenderung negatif.
Stereotip
biasanya muncul pada orang-orang yang tidak mengenal sungguh-sungguh
orang/kelompok lain. Apabila kita menjadi akrab dengan etnis bersangkutan maka
stereotip tehadap orang/kelompok itu biasanya akan menghilang.
B.
Pembagian stereotipe
Stereotipe
terdiri dari dua macam yaitu stereptipe positif dan stereotipe negatif,namun sebagian besar orang
menganggap stereotipe itu negatif tetapi bisa memungkinkan stereotipe itu
positif
1. Stereotipe Positif
Merupakan dugaan atau gambaran yg bersifat positif terhadap
kondisi suatu kelompok tertentu. Stereotipe ini dapat membantu terjadinya
komunikasi (nilai-nilai toleransi) lintas budaya sehingga dapat memudahkan
terjadinya interaksi antar orang yang berbeda latar belakang pada sebuah
lingkungan secara bersama-sama. Sehingga menciptakan suatu hubungan yang
harmonis antar kelompok budaya.Contohnya : orang sunda menstereotipekan orang
jawa sebagai pribadi yang ramah,begitu pula orang jawa yang menstereotipekan
orang sunda sebagai pribadi yang toleran, dari hal tersebut merupakan
stereotipe positif yang akan membawa dampak kehidupan harmonis dan saling
menghargai perbedaan masing- masing.
2. Stereotipe Negatif
Merupakan dugaan
atau gambaran yg bersifat negatif yg dibebankan kepada suatu kelompok tertentu
yang memiliki perbedaan yang tidak bisa diterima oleh kelompok lain.
Jika stereotipe yang hadir dalam masyarakat adalah
stereotipe yang negatif terhadap suatu kelompok tertentu, dengan kondisi
masyarakat yang majemuk. Ini akan menjadi sebuah ancaman untuk mempertahankan
kesatuan dalam kemajemukan tersebut. Stereotipe ini akan menjadikan sekat yang
jelas antarkelompok, sehingga dapat menghambat komunikasi keduanya karena
terbangun jarak akibat stereotipe tersebut. Selain itu dapat menghambat
komunikasi keduanya karena terbangun jarak akibat stereotipe. Bahkan lebih dari
itu stereotipe terhadap suatu kelompok bukan tidak mungkin memicu terjadinya
konflik antar kelompok, padahal stereotipe yang terbangun pada suatu kelompok
tertentu belum tentu dapat dibuktikan kebenarannya bahkan ada stereotipe
mengenai suatu kelompok yang benar benar salah.
C.
Penyebab stereotipe
Sebab
munculnya stereotipe adalah karena adanya perbedaan- perbedaan yang ada dalam
suatu kelompok tertentu yang menimbulkan prasangka kelompok lain terhadap
keunikan kelompok tersebut, misalkan perbedaan nilai, budaya, logat , agama , jenis kelamin dan sebagainya.
D.
Fungi Stereotipe
Meskipun stereotipe pada umumnya adalah
streotipe yang negatif tetapi juga memiliki suatu fungsi, antara lain :
- Menggambarkan suatu kondisi kelompok
- Memberikan dan membentuk citra kepada kelompok
- Membantu seseorang dari suatu kelompok untuk mulai bersikap terhadap kelompok lainnya
- Melalui stereotipe ini kita dapat menilai keadaan suatu kelompok.
E.
Dimensi Stereotipe
Dalam konteks Komunikasi Antar
Budaya, stereotip juga bervariasi dalam beberapa dimensi,antara lain :
- Dimensi arah: tanggapan bersifat positif atau negatif;
- Dimensi intensitas: seberapa jauh seseorang percaya pada stereotip yang dipercayai;
- Dimensi keakuratan: seberapa tepat suatu stereotip dengan kenyataan yang biasa ditemui;
- Dimensi isi: sifat-sifat khusus yang diterapkan pada kelompok tertentu.
F.
Macam- Macam Stereotipe
Stereotipe banyak macamnya, diantaranya
adalah:
- Stereotipe berdasarkan jenis kelamin, misalnya: laki-laki kuat sedangkan perempuan lemah.
- Stereotipe berdasarkan etnis, misalnya: Jawa halus, Batak kasar, dan seterusnya.
- Stereotipe berdasarkan negara, Jerman orangnya kaku, Indonesia ramah
- Stereotipe berdasarkan usia, misalnya orang lanjut usia jika berbicara biasanya menggurui,suatu pekerjaan memberi masa pensiun kepada lansia karena lansia sudah tidak dapat bekerja secara maksimal
- Stereotipe berdasarkan ekonomi, misalkan orang yang secara ekonomi berlebih biasanya berpenampilan glamour,orang dari ekonomi pas-pasan berpenampilan sederhana
G.
Perbedaan Stereotipe dan Prasangka
Stereotip merupakan bentuk tipe kognitif
dari prasangka, sehingga pengertian antara prasangka dan stereotip sering
dikaburkan. Stereotip mempunyai beberapa karakteristik pokok yang membedakannya
dengan prasangka, antara lain:
- Stereotip didasarkan pada penafsiran yang kita hasilkan atas dasar cara pandang dan latar belakang budaya kita. Stereotip juga dihasilkan dari komunikasi kita dengan pihak-pihak lain, bukan dari sumbernya langsung. Karenanya interpretasi kita mungkin salah, didasarkan atas fakta yang keliru atau tanpa dasar fakta kelompok tersebut.
- Stereotip seringkali diasosiasikan dengan karakteristik yang bisa diidentifikasi. Ciri-ciri yang kita identifikasi seringkali kita seleksi tanpa alasan apapun. Artinya bisa saja kita dengan begitu saja mengakui suatu ciri tertentu dan mengabaikan ciri yang lain.
- Stereotip merupakan generalisasi dari kelompok kepada orang-orang di dalam kelompok tersebut. Generalisasi mengenai sebuah kelompok mungkin memang menerangkan atau sesuai dengan banyak individu dalam suatu kelompok
H.
Pengertian Prasangka
Prasangka sebagai
sikap positif atau negatif berdasarkan keyakinan stereotip kita tentang anggota
dari kelompok tertentu. Suatu pernyataan atau kesimpulan tentang sesuatu berdasarkan perasaan
atau pengalaman yang dangkal terhadap seseorang atau sekelompok orang tertentu
I.
Faktor yang Menyebabkan Prasangka
Prasangka
disebabkan oleh beberapa faktor, yang menurut Johnson (1986) disebabkan oleh
empat hal, antara lain:
- Gambaran perbedaan antarkelompok.
- Nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh kelompok mayoritas menguasai kelompok minoritas.
- Stereotip antarkelompok.
- Kelompok yang merasa superior sehingga merasa kelompok lain inferior
Menurut
Poortinga (1990) prasangka memiliki tiga faktor utama yakni stereotip, jarak sosial, dan sikap
diskriminasi. Ketiga faktor itu tidak terpisahkan dalam prasangka dan
saling berhubungan.
Stereotip memunculkan prasangka, lalu karena prasangka maka terjadi jarak sosial, dan setiap orang yang
berprasangka cenderung melakukan diskriminasi
J.
Hubungan Stereotipe, Prasangka, Diskriminasi
Freedman
& Peplau (1999) menggolongkan prasangka, stereotip dan diskriminasi sebagai
komponen dari antagonisme kelompok, yaitu suatu bentuk oposan terhadap kelompok
lain.
- Stereotip adalah komponen kognitif dimana kita memiliki keyakinan akan suatu kelompok.
- Prasangka sebagai komponen afektif dimana kita memiliki perasaan tidak suka.
- Sedangkan diskriminasi adalah komponen perilaku
K.
Cara Meminimalisir Stereotipe
Jangan
hanya memandang suatu kelompok atau individu dari satu sisi saja dan mengabaikan sisi lainnya yang
merupakan sebuah kelengkapan dalam diri objek dan dilewatkan. Kita harus
menyadari bahwa setiap individu terlahir dengan keunikan tersendiri sehingga
tidak perlu disamakan dengan individu yang lain apalagi kelompok.Menumbuhkan
rasa saling menghargai terhadap perbedaan pada suatu kelompok. Maka dari itu
sudah saatnya masyarakat lebih objektif dalam menerima sebuah stereotipe yang
hadir di tengah kehidupan bermasyarakat. Di antaranya menanamkan rasa toleransi
dalam merajut sebuah keberagaman yang dimuai sejak dini, hal ini perlu
dilakukan mengingat stereotipe dapat terus-menerus dilestarikan melalui
komunikasi yang beredar di kalangan masyarakat, dan dapat diturunkan ke
generasi berikutnya
thank's ngebantu banget (y)
BalasHapusmaaf lain kali di tambahkan sumber yang jelas dong ?
BalasHapusKak mohon maaf boleh sertakan sumbernya?
BalasHapus