Sabtu, 13 Juli 2013

Stereotipe dan Prasangka


A.    Definisi ahli mengenai stereotipe
Stereotip adalah kombinasi dari ciri-ciri yang paling sering diterapkan oleh suatu kelompok tehadap kelompok lain, atau oleh seseorang kepada orang lain (Soekanto, 1993).
Stereotip sebagai generalisasi kesan yang kita miliki mengenai seseorang terutama karakter psikologis atau sifat kepribadian. Matsumoto (1996)
Pemberian sifat tertentu terhadap seseorang atau sekelompok orang berdasarkan kategori yang bersifat subjektif, hanya karena ia berasal dari suatu kelompok tertentu (in group atau out group), yang bisa bersifat positif maupun negatif” (Amanda G., 2009).
Pendapat atau prasangka mengenai orang-orang dari kelompok tertentu, dimana pendapat tersebut hanya didasarkan bahwa orang-orang tersebut termasuk dalam kelompok tertentu tersebut.  .
Stereotipe adalah pendapat atau gambaran mengenai orang-orang dari kelompok tertentu, dimana pendapat tersebut hanya didasarkan bahwa orang-orang tersebut termasuk dalam kelompok tertentu tersebut. Kelompok ini mencakup kelompok ras, kelompok etnik, kaum tua, berbagai pekerjaan profesi, atau orang dengan penampilan fisik tertentu. Stereotipe kadang-kadang dijadikan alasan untuk melakukan tindakan diskriminatif terhadap kelompok lain.
Stereotipe pada umumnya tidak memiliki sumber yang jelas, berasal dari karangan- karangan suatu kelompok tertentu atau berasal dari cerita- cerita turun temurun untuk dipakai sebagai kerangka rujukan tentang seseorang, kelompok, budaya, bangsa, hingga agama. Sehingga segala bentuk stereotipe adalah belum tentu kebenarannya, bahkan ada stereotipe yang salah sama sekali kebenarannya.
Tidak sedikt orang menjadikan stereotipe sebagai alasan untuk mengucilkan kelompok lain berarti orang tersebut tidak menganggap bahwa manusia memiliki keunikan yang bermacam- macam.
Beberapa poin penting dari definisi stereotip di atas antara lain penilaian yang bersifat subjektif dan dapat berupa kesan positif maupun negatif. Walaupun lebih cenderung negatif.
Stereotip biasanya muncul pada orang-orang yang tidak mengenal sungguh-sungguh orang/kelompok lain. Apabila kita menjadi akrab dengan etnis bersangkutan maka stereotip tehadap orang/kelompok itu biasanya akan menghilang.

B.     Pembagian stereotipe
Stereotipe terdiri dari dua macam yaitu stereptipe positif dan stereotipe negatif,namun sebagian besar orang menganggap stereotipe itu negatif tetapi bisa memungkinkan stereotipe itu positif
1.      Stereotipe Positif
Merupakan dugaan atau gambaran yg bersifat positif terhadap kondisi suatu kelompok tertentu. Stereotipe ini dapat membantu terjadinya komunikasi (nilai-nilai toleransi) lintas budaya sehingga dapat memudahkan terjadinya interaksi antar orang yang berbeda latar belakang pada sebuah lingkungan secara bersama-sama. Sehingga menciptakan suatu hubungan yang harmonis antar kelompok budaya.Contohnya : orang sunda menstereotipekan orang jawa sebagai pribadi yang ramah,begitu pula orang jawa yang menstereotipekan orang sunda sebagai pribadi yang toleran, dari hal tersebut merupakan stereotipe positif yang akan membawa dampak kehidupan harmonis dan saling menghargai perbedaan masing- masing.
2.      Stereotipe Negatif
 Merupakan dugaan atau gambaran yg bersifat negatif yg dibebankan kepada suatu kelompok tertentu yang memiliki perbedaan yang tidak bisa diterima oleh kelompok lain.
Jika stereotipe yang hadir dalam masyarakat adalah stereotipe yang negatif terhadap suatu kelompok tertentu, dengan kondisi masyarakat yang majemuk. Ini akan menjadi sebuah ancaman untuk mempertahankan kesatuan dalam kemajemukan tersebut. Stereotipe ini akan menjadikan sekat yang jelas antarkelompok, sehingga dapat menghambat komunikasi keduanya karena terbangun jarak akibat stereotipe tersebut. Selain itu dapat menghambat komunikasi keduanya karena terbangun jarak akibat stereotipe. Bahkan lebih dari itu stereotipe terhadap suatu kelompok bukan tidak mungkin memicu terjadinya konflik antar kelompok, padahal stereotipe yang terbangun pada suatu kelompok tertentu belum tentu dapat dibuktikan kebenarannya bahkan ada stereotipe mengenai suatu kelompok yang benar benar salah.

C.    Penyebab stereotipe
Sebab munculnya stereotipe adalah karena adanya perbedaan- perbedaan yang ada dalam suatu kelompok tertentu yang menimbulkan prasangka kelompok lain terhadap keunikan kelompok tersebut, misalkan perbedaan nilai, budaya, logat , agama , jenis kelamin dan sebagainya.

D.    Fungi Stereotipe
Meskipun stereotipe pada umumnya adalah streotipe yang negatif tetapi juga memiliki suatu fungsi, antara lain :
  • Menggambarkan suatu kondisi kelompok
  • Memberikan dan membentuk citra kepada kelompok
  • Membantu seseorang dari suatu kelompok untuk mulai bersikap terhadap kelompok lainnya
  • Melalui stereotipe ini kita dapat menilai keadaan suatu kelompok.

E.     Dimensi Stereotipe
Dalam konteks Komunikasi Antar Budaya, stereotip juga bervariasi dalam beberapa dimensi,antara lain :
  1. Dimensi arah: tanggapan bersifat positif atau negatif;
  2. Dimensi intensitas: seberapa jauh seseorang percaya pada stereotip yang dipercayai;
  3. Dimensi keakuratan: seberapa tepat suatu stereotip dengan kenyataan yang biasa ditemui;
  4. Dimensi isi: sifat-sifat khusus yang diterapkan pada kelompok tertentu.
F.     Macam- Macam Stereotipe
Stereotipe banyak macamnya, diantaranya adalah:
  1. Stereotipe berdasarkan jenis kelamin, misalnya: laki-laki kuat sedangkan perempuan lemah.
  2. Stereotipe berdasarkan etnis, misalnya: Jawa halus, Batak kasar, dan seterusnya.
  3.  Stereotipe berdasarkan negara, Jerman orangnya kaku, Indonesia ramah
  4. Stereotipe berdasarkan usia, misalnya orang lanjut usia jika berbicara biasanya menggurui,suatu pekerjaan memberi masa pensiun kepada lansia karena lansia sudah tidak dapat bekerja secara maksimal
  5. Stereotipe berdasarkan ekonomi, misalkan orang yang secara ekonomi berlebih biasanya berpenampilan glamour,orang dari ekonomi pas-pasan berpenampilan sederhana

G.    Perbedaan Stereotipe dan Prasangka
Stereotip merupakan bentuk tipe kognitif dari prasangka, sehingga pengertian antara prasangka dan stereotip sering dikaburkan. Stereotip mempunyai beberapa karakteristik pokok yang membedakannya dengan prasangka, antara lain:
  1. Stereotip didasarkan pada penafsiran yang kita hasilkan atas dasar cara pandang dan latar belakang budaya kita. Stereotip juga dihasilkan dari komunikasi kita dengan pihak-pihak lain, bukan dari sumbernya langsung. Karenanya interpretasi kita mungkin salah, didasarkan atas fakta yang keliru atau tanpa dasar fakta kelompok tersebut.
  2. Stereotip seringkali diasosiasikan dengan karakteristik yang bisa diidentifikasi. Ciri-ciri yang kita identifikasi seringkali kita seleksi tanpa alasan apapun. Artinya bisa saja kita dengan begitu saja mengakui suatu ciri tertentu dan mengabaikan ciri yang lain.
  3. Stereotip merupakan generalisasi dari kelompok kepada orang-orang di dalam kelompok tersebut. Generalisasi mengenai sebuah kelompok mungkin memang menerangkan atau sesuai dengan banyak individu dalam suatu kelompok

H.    Pengertian Prasangka
Prasangka sebagai sikap positif atau negatif berdasarkan keyakinan stereotip kita tentang anggota dari kelompok tertentu. Suatu pernyataan atau kesimpulan tentang sesuatu berdasarkan perasaan atau pengalaman yang dangkal terhadap seseorang atau sekelompok orang tertentu

I.       Faktor yang Menyebabkan Prasangka
Prasangka disebabkan oleh beberapa faktor, yang menurut Johnson (1986) disebabkan oleh empat hal, antara lain:
  • Gambaran        perbedaan        antarkelompok.
  • Nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh kelompok mayoritas menguasai kelompok minoritas.
  • Stereotip          antarkelompok.
  • Kelompok yang merasa superior sehingga merasa kelompok lain inferior
Menurut Poortinga (1990) prasangka memiliki tiga faktor utama yakni stereotip, jarak sosial, dan sikap diskriminasi. Ketiga faktor itu tidak terpisahkan dalam prasangka dan saling berhubungan.
Stereotip memunculkan prasangka, lalu karena prasangka maka terjadi jarak sosial, dan setiap orang yang berprasangka cenderung melakukan diskriminasi

J.      Hubungan Stereotipe, Prasangka, Diskriminasi
Freedman & Peplau (1999) menggolongkan prasangka, stereotip dan diskriminasi sebagai komponen dari antagonisme kelompok, yaitu suatu bentuk oposan terhadap kelompok lain.
  1. Stereotip adalah komponen kognitif dimana kita memiliki keyakinan akan suatu kelompok.
  2. Prasangka sebagai komponen afektif dimana kita memiliki perasaan tidak suka.
  3. Sedangkan diskriminasi adalah komponen perilaku

K.    Cara Meminimalisir Stereotipe
Jangan hanya memandang suatu kelompok atau individu dari satu sisi saja dan mengabaikan sisi lainnya yang merupakan sebuah kelengkapan dalam diri objek dan dilewatkan. Kita harus menyadari bahwa setiap individu terlahir dengan keunikan tersendiri sehingga tidak perlu disamakan dengan individu yang lain apalagi kelompok.Menumbuhkan rasa saling menghargai terhadap perbedaan pada suatu kelompok. Maka dari itu sudah saatnya masyarakat lebih objektif dalam menerima sebuah stereotipe yang hadir di tengah kehidupan bermasyarakat. Di antaranya menanamkan rasa toleransi dalam merajut sebuah keberagaman yang dimuai sejak dini, hal ini perlu dilakukan mengingat stereotipe dapat terus-menerus dilestarikan melalui komunikasi yang beredar di kalangan masyarakat, dan dapat diturunkan ke generasi berikutnya

3 komentar:

  1. thank's ngebantu banget (y)

    BalasHapus
  2. maaf lain kali di tambahkan sumber yang jelas dong ?

    BalasHapus
  3. Kak mohon maaf boleh sertakan sumbernya?

    BalasHapus