Sabtu, 13 Juli 2013

Kiat-kiat Mengatasi Stres


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehidupan di dunia yang serba modern, kita menjumpai begitu banyak keluhan seputar persoalan stres. Di negara kita sendri, stres telah menjadi “penyakit” yang diderita oleh berjuta-juta manausia. Apalagi di zaman globalisasi seperti sekarang ini, hampir semua hal dapat diukur dengan materi. Dalam sejarah manusia struktur sosial dan ekonomi telah menciptakan lebih banyak stres dibanding masa-masa sebelumnya.
Sebagaimana yang kita dapat lihat dalam realitas kehidupan bahwa tidak ada  manusia yang tidak pernah mengalami stres. Hampir semua orang dapat dipastikan pernah mengalami stres. Stres adalah suatu keadaan yang dipengaruhi oleh gangguan mental atau emosional.
Banyak masalah yang mereka alami, membuat lebih banyaknya orang yang menderita tekanan stres. Dan tidak sedikit dari mereka yang tidak mengetahui cara mamanage stres itu secara baik.
Oleh sebab itu penulis menyusun makalah yang berjudul “Kiat-Kiat Mengatasi Stres”, hal ini diharapkan agar kita dalam menghadapi masalah tidak mengalami stres yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain serta dapat mengatasinya dengan cara yang benar.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul ”Kiat-Kiat Mengatasi Stres”  adalah :
  1. Memberikan pengetahuan tentang tekanan stres yang hampir semua orang pernah mengalaminya, agar dapat memanage stres itu dengan baik dan tidak melampiaskannnya kedalam hal-hal yang negatif.
  2. Memberikan model solusi dan kiat-kiat dalam mengatasi stres yaitu agar manusia dalam mengatasi masalah yang dihadapinya itu tidak mengalami stres yang dapat merugikan dirinya dan orang lain.
  3. Memberikan beberapa tips kepada para pembaca agar terhindar dari tekanan stres.
 
BAB II
PEMBAHASAN

A.   Keragaman Definisi Stres
Beberapa definisi stres dari sumber-sumber yang berbeda, yaitu debagai berikut:
1.      Pandangan Pakar Psikologi
         Menurut beberapa pakar psikologi, stres didefinisikan sebagai: suatu kondisi fisik atau ketegangan mental yang menghasilkan perubahan dalam sistem saraf autonomik (Wolman, 1973); reaksi yang tidak khusus (nonspecific respons) dari tubuh terhadap berbagai tuntutan (Hans Selye, 1976); suatu keaaan yang dipengaruhi oleh gangguan mental atau emosional (Morst & Furst, 1979); reaksi tiba-tiba terhadap sekumplan rangsangan yang berupa kejadian, objek, atau individu (Giardano & Everly, 1986)
2.            Penjeladan dari Kalangan Industri
Dalam sebuah produk promosi sebuah obat anti stres, terdapat penjelasan sebagai berikut, “stres pada dasarnya adalah reaksi jiwa dan raga terhadap perubahan. Stres akan muncul jika terjadi ketidakseimbangan antara kemampuan yang dimiliki seseorang dan berbagai tuntutan yang ada. Setiap orang bereaksi secara berbeda terhadap suatu perubahan dan mempunyai cara berbeda pula dalam mengatasinya”.

B.   Menyimpulkan Makna Stres
Dari berbagai pandangan yang telah disampaikan dimuka, ada beberapa poin penting yang dapat disimpulkan, yaitu:
  1. Stres dipicu oleh keadaan-keadaan yang menekan, baik dari unsur luar (misalnya kematian, konflik)  maupun dari dalam diri (misalnya penyakit).
  2. Stres menimbulkan pengaruh kedalam diri seseorang, baik berupa pengaruh fisik maupun kejiwaan, yang menganggu kenyamanan hidupnya.
  3. Stres berbeda dengan penyakit fisik pada umumnya, sebab ia melibatkan unsur-unsur penekan dan reaksi diri terhadap tekanan-tekanan itu.
Pada intinya, stres adalah reaksi seseorang terhadap setiap rangsangan yang mencemaskan dirinya. Reaksi itu bisa berupa penurunan kualitas fisik atau penurunan kenyamanan perasaan.

C.   Tanda-Tanda Timbulnya Stres
Dalam praktik, para penderita stres memperlihatkan perubahan-perubahan yang nyata, baik dari sisi emosi, pikiran, maupun fisik. Bentuk-bentuk perubahan itu antara lain: perasaan tertekan, sulit bersikap santai, selalu subjektif dalam menilai suatu masalah, ketakutan dan kecemasan terus-menerus, mengerjakan pekerjaan secara tergesa-gesa, kurang percaya diri terhadap lingkungan, takut menghadapi kesulitan, ingin lari dari masalah, merasa selalu dalam konflik, dan masih banyak lagi.
Secara sosial pun perubahan itu tampak. Seseorang merasa kurang betah sendirian, atau sebaliknya, dia selalu ingin menyendiri. Dia kehilangan minat terhadap kesibukan-kesibukan. Dia menolak ajakan orang lain dengan alasan sibuk atau sedang banyak masalah. Perilakunya berubah-ubah, sulit untuk ditebak. Perubahan kebiasaan seperti itu sering terjadi secara mencolok.
Stres baru menjadi masalah serius jika ia memicu munculnya berbagai bentuk kerusakan hidup, lahir-batin-akhirat. Misalnya, karena stres seseorang jatuh sakit, tubuhnya melemah, daya ingatnya merosot, mogok bekerja, meninggalkan tanggung jawab, dan lain-lain.
Begitu pula ketika stres kemudian mendorong seseorang berputus asa, melakukan perbuatan dosa, menempuh jalan penyimpangan, berbuat jahat, kezaliman, dan sebagainya.


D.   Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Stres
Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya stres, antara lain:
1.            Musibah Berat
Musibah berat merupakan sebab stres yang paling mudah dipahami. Musibah berat terutama berupa kematian orang-orang yang dicintai. Kematian bisa terjadi secara berangsur-angsur atau secara mendadak. Kematian mendadak rata-rata menimbulkan stres berat. Apalagi jika peristiwa yang menimbulkan kematian itu merupakan peristiwa tragis, misalnya bencana alam, kecelakaan, aksi kriminal, serangan terorisme, dan lain-lain.
Siapa pun yang kehilangan keluarga atau apa pun yang dicintainya, pasti akan merasa stres (tertekan). Jika proses kehilangan itu terjadi secara mendadak, tanpa ada tanda-tanda sebelumnya, sifat tekanannya jauh lebih berat.
2.      Kesempitan ekonomi
            Kesulitan ekonomi merupakan faktor penyebab stres yang sangat populer. Kehidupan yang semakin modern dari tahun ketahun membuat lebih banyaknya orang yang menderita tekanan stres. Apalagi kehidupan masyarakat yang tinggal di perkotaan, mereka cenderung bersifat materialistis, yaitu lebih percaya dengan prinsip “uang adalah segala-galanya” daripada menyakini kemurahan Allah dan keluasan rezeki-Nya. Hati masyarakat kota cenderung terpaut dengan uang: jika ada uang hati tenang, jika tidak ada uang hati dipenuhi kecemasan. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat kota lebih sering didera stres.
         Selain itu, gaya hidup boros (konsumtif) yang dijalankan oleh masyarakat kota menyebabkan manusia selalu hidup dalam kekurangan. Berapa pun pendapatan yang  diperoleh ia tidak pernah mencukupi, sebab belanja yang dikeluarkan selalu lebih tinggi daripada pendapatan yang diperoleh. Ketidakseimbangan antara pendapatan dan belanja memaksa banyak orang melakukan cara apapun untuk menutupi kekurangannya
3.            Kegagala usaha
Selain itu yang sering menimbulkan stres adalah kegagalan. Kegagalan kadang terjadi di sela-sela sukses yang diraih. Namun kadang ia terjadi beruntun, satu kegagalam diikuti kegagalan berikutnya. Ada ungkapan yang mengatakan bahwa “kesuksesan adalah sukses yang tertunda”. Sayang, tidak semua orang mau belajar dari ungkapan itu. Bahkan mungkin, diantara mereka ada yang belum pernah mendengar ungkapan itu sama sekali.
                        Bagi orang-orang arif, kegagalan dianggap sebagai peristiwa hidup biasa. Akan tetapi, di mata manusia pesimis, kegagalan dianggap sebagai bencana besar. Kegagalan bisa mereka tafsirkan sebagai nasib hidup, aib memalukan, bukti ketidakbecusan diri, bukti bahwa hidup ini kelam, tanda masa depan suram, dan berbagai tafsiran buruk lainnya. Dimata orang-orang itu, kegagalan bernilai sangat suram. Padalah, hampir tidak ada satu pun sukses yang manusia peroleh melainkan sebelumnya itu telah menjadi kegagalan-kegagalan. Justru sukses akan menjadi sangat berharga karena sebelumya telah terjadi berbagai kegagalan.
4.            Terlibat konflik
                        Faktor lain yang memicu stres adalah konflik (permusuhan). Konflik sangat potensial dalam menimbulkan stres. Jika hidup ingin aman dan tentram, jauhilah segala bentuk konflik dengan siapa pun. Jika konflik itu telah terjadi, padahal ia tidak perlu terjadi, maka jangan malu-malu untuk mengalah atau meminta maaf terlebih dahulu.
5.            Tekanan lingkungan
         Kita hidup tidak lepas dari lingkungan sekeliling. Setidaknya setiap orang memiliki keluarga dan keluarga merupakan lingkungan hidup terkecil. Hubungan antara seseorang dan lingkungan, kadang berjalan harmonis, namun kadang berjalan buruk. Situasi hubungan yang buruk sangat menekan perasaan. Jika hal itu tidak segera diberi terapi, ia dapat memicu stres. Lingkungan adalah sesuatu yang maya (tidak teraba), namun jika kita bermasalah dengan lingkungan, resikonya akan pahit. Jika seseorang bermasalah dengan lingkungan dan dia tidak menemui titik-titik solusi atas persoalan itu, sebaiknya dia segera berhijrah ke tempat lain. Jika stres bertahan, stres akan semakin buruk, dan jika berpindah, mudah-mudahan ada harapan baru yang lebih baik.
6.      Sanksi sosial
         Sebab stres lain adalah sanksi dari masyarakat. Sanksi sosial berbeda dengan hukuman yang biasa dijatuhkan pengadilan-pengadilan. Sanksi sosial biasanya bukan berupa hukuman fisik (kekerasan), namun akibatnya sangat pedih. Sanksi sosial biasanya diberikan jika seseorang telah melakukan tindakan-tindakan tidak senonoh yang sangat tercela di mata masyarakat. Setelah perbuatan itu dilakukan, seseorang segera mendapat celaan dari masyarakat, citra negatif, caci maki, sanksi pengucilan. Sanksi sosial biasanya dijatuhkan setelah kejadian buruk terbongkar dan tersiar secara luas. Di sini tidak dibutuhkan proses pengadialn yang sifatnya berbelit-belit.

E.   Dampak Stres
Stres dapat didefinisikan sebagai beban jasmani dan rohani yang melewati ambang batas tubuh seseorang, dan memang dari segi yang paling sering faktor pemicu stres banyak dikaitkan dengan faktor emosional termasuk pikiran, meskipun disamping itu berperan pula pada faktor fisik sebagai pemicunya.
1.      Stres dan berbagai reaksi tubuh
         Orang sering tidak menyadari kalau faktor stres sering berkaitan dengan reaksi tubuh yang merugikan kesehatan. Penyebab penyakit kebanyakan pada saat ini yang telah ditemukan oleh para ahli, yaitu menemukan bahwa stres sangat berperan dalam menimbulkan penyakit-penyakit serius bahkan sampai pada mutasi sel yang berperan dibalik terjadinya kasus-kasus kanker. Latar belakang utama dari pemicu ini sebenarnya ada pada reaksi yang mengakibatkan serangkaian keadaan dimana tubuh akhirnya kehilangan banyak aspek penting dalam proses kerjanya sehingga salah satunya dapat secara drastis menurunkan daya tahan tubuh, sebagai faktor utama yang berperan dalam melawan peyakit. Ketika kita menghadapi stres, tubuh akan mengadakan reaksi secara terpadu untuk menghadapi berbagai hal yang berperan sebagai pemicu stres tersebut. Ada beberap mekanisme yang kini sudah dibuktikan, dan beberapa diantaranya berkaitan dengan sistem hormonal, dimana stres secara otomatis akan menyebabkan otak mengaktifkan sistem hormon untuk memicu sekresinya. Para ahli menilai mekanisme hormonal ini dapat menjelaskan penurunan daya tubuh yang dipicu dari keadaan stres tersebut.
2.      Stres dan faktor hormonal
         Dari beberapa penelitian, stres paling banyak memicu sekresi hormon kortisol, dimana hormon ini selanjutnya akan bekerja mengkoordinasi keseluruh sistem didalam tubuh termasuk jantung, paru-paru, peredaran darah, metabolisme dan sistem imunitas tubuh dalam reaksi yang ditimbulkannya. Sekresi hormon ini sekaligus menjelaskan mengapa ketika menghadapi stres, tekanan darah dan denyut jantung meningkat secara cepat. Peningkatan kerja sistem pernafasan ini akan mengakibatkan paru-paru bekerja ekstra untuk mwngambil oksigen lebih banyak hingga meningkatkan juga peredaran darah di seluruh bagian dari otot-otot hingga ke otak. Akibatnya bukan jantung saja yang dapat terasa berdebar, namun keseluruhan sistem tubuh termasuk pengeluaran keringat juga akan meningkat dengan cepat. Selain itu ada hormon katekolamin yang terdiri dari zat aktif dopamin, norepinefrin dan epinefrin yang lebih dikenal dengan istilah adrenalin. Selain meningkatkan sekresi hormon yang erat kaitannya dengan peningkatan kerja sistem tubuh ini, katekolamin juga akan mengaktifkan suatu sistem ingatan jangka panjang yang akan mengingat stressor yang sama pada peristiwa selanjutnya serta menekan bagian otak yang berperan dalam ingatan jangka pendek. Dalam sebuah penelitian, penekanan ingatan jangka pendek ini dinilai para ahli sebagai faktor utama yang dapat menyebabkan oarang tidak lagi dapat dengan mudah berfikir secara rasional ketika mereka dilanda stres.
3.      Sistem imunitas dan metabolisme tubuh
         Pada saat stres, sistem imunitas tubuh akan mengaktifkan beberapa jalurnya pada kulit, sumsum tulang dan kelenjar limfe untuk lebih siaga terhadap perlawanan stres tersebut. Aliran darah di kulit akan berkurang untuk dialihkan ke organ lain yang lebih penting sehigga orang-orang yang mengalami stres biasanya gampang berkeringat, dimana dalam pengertian awam sering disebut keringat dingin. Aliran cairan di mulut juga akan berkurang sehingga mulut akan mudah terasa kering dan otot-otot di sekitar kerongkongan akan menegang sehingga sulit untuk melakukan aktifitas termasuk berbicara dan menelan. Para ahli menjelaskan bahwa pengaruh reaksi stres dari proses kehilangan berbagai vitamin dan mineral akibat sekresi hormon adrenalin secara berlebihan, karena produksi hormon ini berkaitan erat dengan peranan berbagai vitamin dan mineral seperti vitamin B dan C, besi, kalium, serta kalsium. Selain itu, efek selanjutnya terhadap pertahanan dan imunitas tubuh yang menjadi salah satu peran penting dari vitamin dan mineral-mineral tubuh tersebut dalam faktor penting pembentuknya, misalnya vitamin C yang berperan dalam pertahanan tubuh dan vitamin B yang berperan dalam pengaturan sistem saraf. Selanjutnya, penurunan semua sistem ini akan mempengaruhi asupan normal tubuh dimana penderitanya biasanya menjadi kurang beristirahat, sulit tidur (insomnia), kurang nafsu makan sementara mereka harus mengeluarkan energi berlebihan untuk mengatasi stres yang mereka alami, sehingga kehilangan zat-zat gizi menjadi patokan penting. Proses psikologi yang terjadi juga dengan mudah bisa memicu berbagai penyakit yang dikenal sebagai psikosomatik mulai dari pusing, diare, mual muntah, sakit otot dan sendi, dan banyak gangguan fungsi lain sebagai akibat terganggunya berbagai sistem tubuh.

F.    Cara Pelampiasan yang Salah Ketika Dilanda Stres
Bila kita cederung mengatasi stres dengan cara yang kurang sehat, berarti kita telah melipatgandakan pengaruh negatif terhadap stres dan kesehatan. Beberapa contoh cara yang salah dalam melampiaskan stres antara lain:
1.      Merokok
         Bagi perokok, awalnya sebatang rokok hanya merupakan penghilang stres. Tetapi selama masa stres, rokok tidak mungkin ditinggalkannya. Sayangnya, kita tahu bahwa dari sisi keuangan, rokok bukanlah barang yang murah. Terutama bagi kesehatan. Rokok sangat berbahaya bagi tubuh kita. Rokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin.
2.      Terlalu banyak mengonsumsi  minuman beralkohol
                        Banyak orang yang merasa minum segelas anggur sebelum tidur di malam hari bagus untuk mengurangi stres yang dialami seharian penuh. Walau bagaimanapun, minum alkohol dapat menjadi suatu kebiasaan dan tanpa disadari dapat menimbulkan masalah pada kehidupan orang yang mengonsumsinya, dan menyebabkan lebih banyak stres dibanding sebelumnya.
3.      Berbelanja secara berlebihan
         Setiap orang memiliki berbagai cara untuk mengatasi rasa stres. Memanjakan diri sendiri dengan cara membeli sesuatu yang bagus dan agak mahal, menurut kita, merupakan cara yang efektik dalam merawat diri sendiri. Pada kenyataannya, membelanjakan uang, terutama dalam jumlah yang tidak kecil, justru dapat menyebabkan stres dalam masalah keuangan di masa medatang.
4.      Terlalu banyak mengonsumsi kafein
         Walupun minum kopi sekali-kali tidak berbahaya, tetapi perlu diingat bahwa kafein pada kenyataannya mengandung zat yang membuat orang kecanduan. Tanpa disadari, kafein justru akan merusak tingkatan stres yang dialami.
5.      Mengonsumsi obat-obatan terlarang
                  Mengonsumsi obat-obatan terlarang, misalnya putaw, heroin, shabu-shabu, obat bius, ekstasi, atau minimal menghisap ganja. Obat-obat perangsang saraf itu jka dikonsumsi secara liar untuk menimbukan efek sensasi sehingga seseorang merasa bebas dari beban, tubuh terasa ringan, tumbuh rasa percaya diri, melayang-layang dalam fantasi, mersa cool, dan sebagainya. Sensasi itu bertahan selama pengaruh obat masih ada, namun setelah pengaruh obat hilang, mereka merasakan sakit yang luar biasa. Saat itu mereka membutuhkan obat-obat baru untuk melepaskan diri dari rasa sakit tersebut. Setiap habis satu paket obat, mereka akan membutuhkan paket-paket berikutnya. Demikianlah, orang-orang itu tidak bisa keluar dari lingkaran pengaruh obat.
6.      Menerjuni petualangan seks
                        Banyak orang merasa stres karena studi, stres di rumah, stres akibat putus cinta, stres di kantor, ada masalah pribadi, masalah karir, konflik dengan keluarga, bisnis kacau, kalah judi, dan lain sebagainya. Untuk menghilangkan tekanan-tekanan tersebut, mereka menerjuni petualangan-petualangan seks liar. Tentu saja, cara seperti itu bukan menjadi solusi, justru semakin melipatgandakan tekanan stres hingga beberapa kali lipat lebih berat. Permainan seks liar memang memberi kenikmatan, namun sangat sedikit, paling lama hanya 30 menit. Akan tetapi, noda-noda kehinaan yang harus dipikul setelah itu belum tentu bisa hilang setelah 30 tahun. Wajar kalau Allah mengharamkan zina, sebab perbuatan itu sedikit sekali nikmatnya, namun sangat dahsyat resikonya. “Dan jaganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (al-Israa’ [17]: 32).
7.      Bunuh diri
                        Bunuh diri adalah cara yang terburuk yang ditempuh sebagian orang untuk melepaskan diri dari tekanan stres.
               Selain cara-cara yang yang telah disebutkan, ada cara yang salah yang telah dilakukan untuk membebaskan diri dari tekanan stres, misalnya dengan mengamalkan ilmu hitam, menekuni ilmu kebatinan, melakukan sihir, dan mendatangi dukun-dukun. Dengan perbuatan seperti itu, mereka telah menjual masa depan di akhirat dengan setitik dunia yang tidak berharga. Selain itu, cara-cara lain yang sering kita saksikan di media-media massa, misalnya tindak kriminal, kekerasan, tindak sadisme, dan lain sebagainya.
         Orang-orang itu ingin bebas dari stres, tapi mereka menempuh cara yang keliru sehingga mereka terlempar ke arah bentuk-bentuk stres yang lain. Adapun solusi terbaik atas persoalan ini adalah dengan menjadi insan religius yang dekat dengan Allah, ikhlas mengabdi kepada-Nya, dan menghindari aneka rupa perbuatan dosa yang besar.

G.    Kiat-Kiat Mengatasi Stres
Terapi yang Dapat Dilakukan Ketika Stres itu Melanda Diri Kita
Menurut beberapa ahli ada terapi yang dapat dilakukan ketika kita mengalami stres antara lain:
1.      Situs UMS Malaysia
                  Menurut situs ini, ada beberapa cara terapi dalam mengalami stres yaitu dengan meditasi, yoga, relaksasi, dan biofeedback. Meditasi, dalam bahasa kita dikenal dengan istilah semedi atau bertapa. Seseorang mengasingkan diri, duduk bersila dengan tenang, memusatkan pikiran, mengatur napas secara teratur, kadang sambil membaca-baca mantra-mantra tertentu. Di negara yang berkultur Budha, praktik serupa dikenal dengan istilah yoga (atau meditasi yoga). Relaksasi bermakna luas. Ia bisa berupa praktik semedi seperti yang telah disebutkan diatas, yaitu dengan mengendurkan otot-otot tubuh, mengambil nafas secara dalam, berfikir rileks, dan lain-lain. Adapun biofeedback merupakan teknik pengendalian saraf-saraf tak sadar (otonom), melalui tindakan pemberian hadiah atau hukuman, untuk mengarahkan fungsi saraf-saraf otonom tersebut. Biofeedback dilakukan dengan bantuan peralatan canggih electroencephalograph untuk mengetahui aktivitas listrik yang sedang terjadi di otak.
2.      Herbert Benson, M.D.
                  Beliau adalah seorang peneliti di Fakultas Kedokteran Harvad, menganjurkan metode respon relaksasi (the relaxation response) sebagai solusi stres. Respon relaksasi merupakan pengembangan luwes dari mediasi yoga. Praktik respons relaksasi dilakukan dengan cara:
a.       Duduk tenang dengan posisi nyaman
b.      Menutup mata
c.       Mengendurkan semua otot-otot (dari otot kaki sampai wajah)
d.      Bernafas melalui hidung secara teratur, sambil mengucapkan kata “satu” di setiap tarikan nafas, dan dilakukan secara alami.
e.       Langkah ini dilakukan selama 10-20 menit. Setelah selesai, duduk sebentar sambil menutup mata, lalu buka mata, kemudian boleh berdiri
f.       Hindari kecemasan, pertahankan sikap pasrah, jika muncul pikiran mengganggu abaikan saja. Hal ini dilakukan sekali atau dua kali dalam sehari.
3.      Don R. Powell, Ph.D.
         Beliau adalah seorang presiden dan pendiri American Institute for Preventive Medicine, di Southfield, Michigan. Diantara solusi-solusi yang dianjurkan oleh Powell, antara lain:
a.       Berbagi perasaan dengan orang lain
b.      Berolahraga fisik
c.       Mandi dengan air hangat
d.      Melakukan relaksasi
e.       Menggunakan imajinasi untuk meredakan ketegangan
f.       Jangan takut menangis
g.      Tertawa sepuasnya
h.      Belajar menerima kritik
i.        Berpikir paositif
4.      Anthony Dio Martin
         Beliau adalah seorang penulis buku yang berjudul “Segarkan Diri Lagi denga De-Stres”, menyarankan untuk mengatasi stres dengan de-stres. Prinsip de-stres antara lain:
a.       Ambil nafas panjang
Lakukan saat Anda merasa suntuk atau jenuh. Berhentilah sejenak. Tarik nafas dalam-dalam dan hembuskan perlahan-lahan. Ini untuk memberi lebih banyak oksigen bagi otak. Beberapa latihan pernafasan yang sederhana dapat memberikan energi positif bagi tubuh kita.
b.      Cukup makan
Banyak orang berusaha menurunkan stresnya dengan minum kopi, rokok atau makanan berkadar gula tinggi. Ini tidak tepat. Anthony menyarankan untuk mengurangi kandungan gula dalam makanan kita. Contohnya saja dengan mengganti makanan camilan dengan potongan buah segar.
c.       Cukup tidur
Orang yang tidur rata-rata tujuh jam, mempunyai peluang usia lebih panjang. Namun tidur kepanjangan juga membuat tubuh dalam kondisi mood yang rendah serta kondisi energi di mana orang malas melakukan apapun. Jadi, tidur sekitar tujuh jam adalah cukup optimal.

d.      Mendengarkan musik
Dengarkan musik yang rileks. Relaxing music bisa membuat tubuh dan pikiran menjadi segar. Untuk meredam stres, hindari musik dengan lagu. Pilihlah instrumen yang lembut, supaya pikiran dan imajinasi kita menjadi lebih lepas dan bebas. Fokuskan pada perasaan saat mengikuti alunan musik tersebut.
e.       Rileks
f.       Olahraga
Aktivitas olahraga amat membantu kita untuk mengurangi stres, contohnya joging pagi, aerobic ringan atau olahraga yang membuat tubuh menjadi berkeringat.
g.      Pijatan kepala
Pada saat stres melanda kita, cobalah memijit-mijit kepala dengan ringan. Sambil menutup mata, nikmati perasaan saat setiap kali jari-jari menyentuh kepala dengan nyaman.
h.   Aktivitas sosial
Saat dilanda stres, lupakan sejenak pekerjaan Anda. Berbaurlah dengan teman atau orang lain. Berbagi dengan teman dan sahabat dapat membantu menghilangkan stres. Relasi dengan banyak orang, akan memberikan rasa lega, nyaman, dan bahagia.

H.  Tips Menghindari Stres
Pola kehidupan modern yang begitu banyak tantangan, tak jarang menyebabkan manusia mengalami stres. Beberapa tips agar kita terhindar dari tekanan stres, antara lain:
1.      Jaga kesehatan dengan olahraga teratur
               Kesehatan jasmani sangat diperlukan dalam penanggulangan stres. Olahraga dapat dapat memperbaiki aliran darah ke otak, menambah gelombang alfa di otak yang berhubungan dengan ketenangan dan relaksasi, mengurangi tekanan darah, serta mengurangi ketegangan otot.
2.      Makan sehat
Makanan-makanan dengan kadar lemak rendah dan karbohidrat tinggi seperti donat, popcorn, kue-kue kering serta kue dari bahan beras, dapat merangsang zat-zat kimia dari otak kita yang membantu menyejukkan bila kita sedang stres.
3.      Belajar-lah untuk menyukai diri sendiri
         Hentikan mencari kekurangan pada diri sendiri, jangan risaukan penampilan Anda, dan jangan menilai diri sendiri dengan keras. Kesalahan-kesalahan dimasa lalu tidak seburuk yang Anda bayangkan, setidaknya kita dapat belajar dari kesalahan di masa lalu.
4.      Bicarakan masalah Anda
         Jangan pendam kesukaran Anda, jika Anda merasa terganggu karena sesuatu, usahakan agar perasaan itu tidak dipendam sendiri. Kemukakanlah perasaan itu kepada orang yang Anda percayai. Mengeluarkan apa yang Anda gusarkan akan membuat Anda merasa lebih tenang.
5.      Aturlah waktu dengan baik
         Dengan mengatur waktu secara baik, Anda bisa lebih tenang dan teratur dalam menjalani hidup ini.
6.      Belajar berpikir positif dan berkepala dingin dalam menghadapi masalah
         Anda perlu belajar untuk melihat hidup ini dari sisi positif, jadi jangan cepat panik/putus asa kalau ada masalah, tariklah nafas dalam-dalam dan katakan pada diri sendiri bahwa Anda dapat mengatasinya.
7.      Realistis terhadap keadaan
         Cintai pekerjaan Anda sehari-hari, jangan mengerjakan sesuatu pekerjaan Anda sebagai kewajiban karena itu akan membebani Anda. Yang ideal adalah pilihlah sekolah atau tempat kerja pada tempat atau bidang yang disukai karena hal itu dapat membuat Anda senang melakukan pekerjaan tersebut.
8.      Bangunlah keluarga yang bahagia
         Keluarga yang bahagia tentu akan sangat membantu kita dalam mengatasi masalah tanpa harus mengalami tekanan stres. Ingatlah bahwa Anda selalu dikelilingi oleh orang-orang yang mencintai dan membutuhkan Anda.
9.      Bagilah waktu dengan seimbang
         Luangkan waktu untuk istirahat dan rekreasi.
10.  Lakukan ibadah dan selalu mendekatkan diri kepada Allah S.W.T.
         Insya Allah, jika kita mempunyai iman yang kuat, kita akan mendapatkan jalan yang mudah ketika kita menghadapi masalah.


BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Stres adalah problem yang banyak dihadapi manusia-manusia di zaman modern. Masyarakat Indonesia termasuk yang banyak menderita stres. Stres bukan saja menimbulkan keresahan hidup bagi pribadi-pribadi. Ia juga memicu berbagai problem-problem sosial lain.
Stres timbul ketika perasaan kita sangat tertekan oleh sesuatu yang sangat berat untuk diterima, misalnya berupa musibah, kesempitan ekonomi, kegagalan, kejenuhan, konflik dan lain-lain. Gejala stres kadang muncul dalam bentuk sikap marah-marah, cepat tersinggung, hilangnya nafsu makan, atau bertindak tergesa-gesa. Namun, ia juga bisa menyebabkan seseoarang sering melamun, menyendiri, berbuat aneh-aneh, atau dicekam kegelisahn. Bahkan stes dapat menyebabkan gangguan-gangguan fisik, seperti sulit tidur, rasa mual, pusing, nyeri di dada, sakit punggng, diare, dan lain-lain.
Pada intinya semua orang pernah mengalami stres. Tinggal bagaimana kita menyikapi dan mencari solusi yang tepat ketika stres tersebut melanda kita. Sebagian orang ada yang dapat menikmati stres sehingga hidupnya dapat dijalani dengan tenang dan nyaman. Ada juga sebagian orang yang tidak tahan dalam menghadapi stres sehingga mereka mencari-cari “obat” untuk menghilangkan stres itu. Akan tetapi, bukannya malah sembuh, stres yang diderita malah makin parah, bahkan ada yang berakhir tragis karena mereka mengobatinya dengan minum-minuman keras, mengonsumsi narkoba, pergaulan bebas, berkelahi, atau bahkan sampai bunuh diri.
Solusi stres berangkat dari aspek paling sensitif dan sangat berpengaruh dalam diri setiap manusia, yaitu jiwa. Jiwa itulah yang harus diperbaiki sebaik mungkin sehingga ia kemudian berpengaruh luas terhadap keseluruhan bagian tubuh dan kehidupan manusia.



DAFTAR PUSTAKA 

Nusantari , Abdurrahman. 2005. Life is Beautiful. Jakarta Pusat: Penerbit Pena Pundi Aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar