BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan
di dunia yang serba modern, kita menjumpai begitu banyak keluhan seputar
persoalan stres. Di negara kita sendri, stres telah menjadi “penyakit” yang
diderita oleh berjuta-juta manausia. Apalagi di zaman globalisasi seperti
sekarang ini, hampir semua hal dapat diukur dengan materi. Dalam sejarah
manusia struktur sosial dan ekonomi telah menciptakan lebih banyak stres
dibanding masa-masa sebelumnya.
Sebagaimana yang kita dapat lihat dalam realitas kehidupan bahwa tidak
ada manusia yang tidak pernah mengalami
stres. Hampir semua orang dapat dipastikan pernah mengalami stres. Stres adalah
suatu keadaan yang dipengaruhi oleh gangguan mental atau emosional.
Banyak masalah yang mereka alami, membuat lebih banyaknya orang yang
menderita tekanan stres. Dan tidak sedikit dari mereka yang tidak mengetahui
cara mamanage stres itu secara baik.
Oleh sebab itu penulis menyusun makalah yang berjudul “Kiat-Kiat Mengatasi
Stres”, hal ini diharapkan agar kita dalam menghadapi masalah tidak mengalami
stres yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain serta dapat mengatasinya
dengan cara yang benar.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul ”Kiat-Kiat Mengatasi Stres” adalah :
- Memberikan pengetahuan tentang tekanan stres yang hampir semua orang pernah mengalaminya, agar dapat memanage stres itu dengan baik dan tidak melampiaskannnya kedalam hal-hal yang negatif.
- Memberikan model solusi dan kiat-kiat dalam mengatasi stres yaitu agar manusia dalam mengatasi masalah yang dihadapinya itu tidak mengalami stres yang dapat merugikan dirinya dan orang lain.
- Memberikan beberapa tips kepada para pembaca agar terhindar dari tekanan stres.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Keragaman Definisi Stres
Beberapa definisi
stres dari sumber-sumber yang berbeda, yaitu debagai berikut:
1. Pandangan Pakar Psikologi
Menurut beberapa pakar psikologi, stres
didefinisikan sebagai: suatu kondisi fisik atau ketegangan mental yang
menghasilkan perubahan dalam sistem saraf autonomik (Wolman, 1973); reaksi yang
tidak khusus (nonspecific respons) dari tubuh terhadap berbagai tuntutan (Hans
Selye, 1976); suatu keaaan yang dipengaruhi oleh gangguan mental atau emosional
(Morst & Furst, 1979); reaksi tiba-tiba terhadap sekumplan rangsangan yang
berupa kejadian, objek, atau individu (Giardano & Everly, 1986)
2.
Penjeladan
dari Kalangan Industri
Dalam sebuah
produk promosi sebuah obat anti stres, terdapat penjelasan sebagai berikut,
“stres pada dasarnya adalah reaksi jiwa dan raga terhadap perubahan. Stres akan
muncul jika terjadi ketidakseimbangan antara kemampuan yang dimiliki seseorang
dan berbagai tuntutan yang ada. Setiap orang bereaksi secara berbeda terhadap
suatu perubahan dan mempunyai cara berbeda pula dalam mengatasinya”.
B.
Menyimpulkan Makna Stres
Dari berbagai pandangan yang telah disampaikan dimuka, ada beberapa poin
penting yang dapat disimpulkan, yaitu:
- Stres dipicu oleh keadaan-keadaan yang menekan, baik dari unsur luar (misalnya kematian, konflik) maupun dari dalam diri (misalnya penyakit).
- Stres menimbulkan pengaruh kedalam diri seseorang, baik berupa pengaruh fisik maupun kejiwaan, yang menganggu kenyamanan hidupnya.
- Stres berbeda dengan penyakit fisik pada umumnya, sebab ia melibatkan unsur-unsur penekan dan reaksi diri terhadap tekanan-tekanan itu.
Pada intinya, stres adalah reaksi seseorang terhadap setiap
rangsangan yang mencemaskan dirinya. Reaksi itu bisa berupa penurunan kualitas fisik
atau penurunan kenyamanan perasaan.
C.
Tanda-Tanda Timbulnya Stres
Dalam praktik,
para penderita stres memperlihatkan perubahan-perubahan yang nyata, baik dari
sisi emosi, pikiran, maupun fisik. Bentuk-bentuk perubahan itu antara lain:
perasaan tertekan, sulit bersikap santai, selalu subjektif dalam menilai suatu
masalah, ketakutan dan kecemasan terus-menerus, mengerjakan pekerjaan secara
tergesa-gesa, kurang percaya diri terhadap lingkungan, takut menghadapi
kesulitan, ingin lari dari masalah, merasa selalu dalam konflik, dan masih
banyak lagi.
Secara sosial pun perubahan itu tampak. Seseorang merasa kurang betah
sendirian, atau sebaliknya, dia selalu ingin menyendiri. Dia kehilangan minat
terhadap kesibukan-kesibukan. Dia menolak ajakan orang lain dengan alasan sibuk
atau sedang banyak masalah. Perilakunya berubah-ubah, sulit untuk ditebak.
Perubahan kebiasaan seperti itu sering terjadi secara mencolok.
Stres baru menjadi masalah serius jika ia memicu munculnya berbagai
bentuk kerusakan hidup, lahir-batin-akhirat. Misalnya, karena stres seseorang
jatuh sakit, tubuhnya melemah, daya ingatnya merosot, mogok bekerja,
meninggalkan tanggung jawab, dan lain-lain.
Begitu pula ketika stres kemudian mendorong seseorang berputus asa,
melakukan perbuatan dosa, menempuh jalan penyimpangan, berbuat jahat,
kezaliman, dan sebagainya.
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Timbulnya Stres
Faktor-faktor
yang mempengaruhi timbulnya stres, antara lain:
1.
Musibah
Berat
Musibah berat
merupakan sebab stres yang paling mudah dipahami. Musibah berat terutama berupa
kematian orang-orang yang dicintai. Kematian bisa terjadi secara berangsur-angsur
atau secara mendadak. Kematian mendadak rata-rata menimbulkan stres berat.
Apalagi jika peristiwa yang menimbulkan kematian itu merupakan peristiwa
tragis, misalnya bencana alam, kecelakaan, aksi kriminal, serangan terorisme,
dan lain-lain.
Siapa pun yang
kehilangan keluarga atau apa pun yang dicintainya, pasti akan merasa stres
(tertekan). Jika proses kehilangan itu terjadi secara mendadak, tanpa ada
tanda-tanda sebelumnya, sifat tekanannya jauh lebih berat.
2. Kesempitan ekonomi
Kesulitan ekonomi
merupakan faktor penyebab stres yang sangat populer. Kehidupan yang semakin
modern dari tahun ketahun membuat lebih banyaknya orang yang menderita tekanan
stres. Apalagi kehidupan masyarakat yang tinggal di perkotaan, mereka cenderung
bersifat materialistis, yaitu lebih percaya dengan prinsip “uang adalah
segala-galanya” daripada menyakini kemurahan Allah dan keluasan rezeki-Nya.
Hati masyarakat kota
cenderung terpaut dengan uang: jika ada uang hati tenang, jika tidak ada uang
hati dipenuhi kecemasan. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat kota lebih sering didera
stres.
Selain itu, gaya
hidup boros (konsumtif) yang dijalankan oleh masyarakat kota menyebabkan manusia selalu hidup dalam
kekurangan. Berapa pun pendapatan yang
diperoleh ia tidak pernah mencukupi, sebab belanja yang dikeluarkan
selalu lebih tinggi daripada pendapatan yang diperoleh. Ketidakseimbangan
antara pendapatan dan belanja memaksa banyak orang melakukan cara apapun untuk
menutupi kekurangannya
3.
Kegagala
usaha
Selain itu yang sering menimbulkan stres adalah kegagalan. Kegagalan
kadang terjadi di sela-sela sukses yang diraih. Namun kadang ia terjadi
beruntun, satu kegagalam diikuti kegagalan berikutnya. Ada ungkapan yang mengatakan bahwa “kesuksesan
adalah sukses yang tertunda”. Sayang, tidak semua orang mau belajar dari
ungkapan itu. Bahkan mungkin, diantara mereka ada yang belum pernah mendengar
ungkapan itu sama sekali.
Bagi
orang-orang arif, kegagalan dianggap sebagai peristiwa hidup biasa. Akan
tetapi, di mata manusia pesimis, kegagalan dianggap sebagai bencana besar.
Kegagalan bisa mereka tafsirkan sebagai nasib hidup, aib memalukan, bukti
ketidakbecusan diri, bukti bahwa hidup ini kelam, tanda masa depan suram, dan
berbagai tafsiran buruk lainnya. Dimata orang-orang itu, kegagalan bernilai
sangat suram. Padalah, hampir tidak ada satu pun sukses yang manusia peroleh
melainkan sebelumnya itu telah menjadi kegagalan-kegagalan. Justru sukses akan
menjadi sangat berharga karena sebelumya telah terjadi berbagai kegagalan.
4.
Terlibat
konflik
Faktor lain
yang memicu stres adalah konflik (permusuhan). Konflik sangat potensial
dalam menimbulkan stres. Jika hidup ingin aman dan tentram, jauhilah segala
bentuk konflik dengan siapa pun. Jika konflik itu telah terjadi, padahal ia tidak
perlu terjadi, maka jangan malu-malu untuk mengalah atau meminta maaf terlebih
dahulu.
5.
Tekanan
lingkungan
Kita hidup tidak lepas dari lingkungan
sekeliling. Setidaknya setiap orang memiliki keluarga dan keluarga merupakan
lingkungan hidup terkecil. Hubungan antara seseorang dan lingkungan, kadang
berjalan harmonis, namun kadang berjalan buruk. Situasi hubungan yang buruk
sangat menekan perasaan. Jika hal itu tidak segera diberi terapi, ia dapat
memicu stres. Lingkungan adalah sesuatu yang maya (tidak teraba), namun jika
kita bermasalah dengan lingkungan, resikonya akan pahit. Jika seseorang
bermasalah dengan lingkungan dan dia tidak menemui titik-titik solusi atas
persoalan itu, sebaiknya dia segera berhijrah ke tempat lain. Jika stres
bertahan, stres akan semakin buruk, dan jika berpindah, mudah-mudahan ada
harapan baru yang lebih baik.
6. Sanksi
sosial
Sebab
stres lain adalah sanksi dari masyarakat. Sanksi sosial berbeda
dengan hukuman yang biasa dijatuhkan pengadilan-pengadilan. Sanksi sosial
biasanya bukan berupa hukuman fisik (kekerasan), namun akibatnya sangat pedih.
Sanksi sosial biasanya diberikan jika seseorang telah melakukan
tindakan-tindakan tidak senonoh yang sangat tercela di mata masyarakat. Setelah
perbuatan itu dilakukan, seseorang segera mendapat celaan dari masyarakat,
citra negatif, caci maki, sanksi pengucilan. Sanksi sosial biasanya dijatuhkan
setelah kejadian buruk terbongkar dan tersiar secara luas. Di sini tidak
dibutuhkan proses pengadialn yang sifatnya berbelit-belit.
E.
Dampak Stres
Stres dapat didefinisikan sebagai beban jasmani dan
rohani yang melewati ambang batas tubuh seseorang, dan memang dari segi yang
paling sering faktor pemicu stres banyak dikaitkan dengan faktor emosional
termasuk pikiran, meskipun disamping itu berperan pula pada faktor fisik
sebagai pemicunya.
1. Stres dan berbagai reaksi tubuh
Orang
sering tidak menyadari kalau faktor stres sering berkaitan dengan reaksi tubuh
yang merugikan kesehatan. Penyebab penyakit kebanyakan pada saat ini yang telah
ditemukan oleh para ahli, yaitu menemukan bahwa stres sangat berperan dalam
menimbulkan penyakit-penyakit serius bahkan sampai pada mutasi sel yang
berperan dibalik terjadinya kasus-kasus kanker. Latar belakang utama dari
pemicu ini sebenarnya ada pada reaksi yang mengakibatkan serangkaian keadaan
dimana tubuh akhirnya kehilangan banyak aspek penting dalam proses kerjanya
sehingga salah satunya dapat secara drastis menurunkan daya tahan tubuh,
sebagai faktor utama yang berperan dalam melawan peyakit. Ketika kita menghadapi
stres, tubuh akan mengadakan reaksi secara terpadu untuk menghadapi berbagai
hal yang berperan sebagai pemicu stres tersebut. Ada beberap mekanisme yang kini sudah
dibuktikan, dan beberapa diantaranya berkaitan dengan sistem hormonal, dimana
stres secara otomatis akan menyebabkan otak mengaktifkan sistem hormon untuk
memicu sekresinya. Para ahli menilai
mekanisme hormonal ini dapat menjelaskan penurunan daya tubuh yang dipicu dari
keadaan stres tersebut.
2. Stres
dan faktor hormonal
Dari beberapa penelitian, stres paling
banyak memicu sekresi hormon kortisol, dimana hormon ini selanjutnya akan
bekerja mengkoordinasi keseluruh sistem didalam tubuh termasuk jantung,
paru-paru, peredaran darah, metabolisme dan sistem imunitas tubuh dalam reaksi
yang ditimbulkannya. Sekresi hormon ini sekaligus menjelaskan mengapa ketika
menghadapi stres, tekanan darah dan denyut jantung meningkat secara cepat.
Peningkatan kerja sistem pernafasan ini akan mengakibatkan paru-paru bekerja
ekstra untuk mwngambil oksigen lebih banyak hingga meningkatkan juga peredaran
darah di seluruh bagian dari otot-otot hingga ke otak. Akibatnya bukan jantung
saja yang dapat terasa berdebar, namun keseluruhan sistem tubuh termasuk
pengeluaran keringat juga akan meningkat dengan cepat. Selain itu ada hormon
katekolamin yang terdiri dari zat aktif dopamin, norepinefrin dan epinefrin
yang lebih dikenal dengan istilah adrenalin. Selain meningkatkan sekresi hormon
yang erat kaitannya dengan peningkatan kerja sistem tubuh ini, katekolamin juga
akan mengaktifkan suatu sistem ingatan jangka panjang yang akan mengingat
stressor yang sama pada peristiwa selanjutnya serta menekan bagian otak yang
berperan dalam ingatan jangka pendek. Dalam sebuah penelitian, penekanan
ingatan jangka pendek ini dinilai para ahli sebagai faktor utama yang dapat
menyebabkan oarang tidak lagi dapat dengan mudah berfikir secara rasional
ketika mereka dilanda stres.
3. Sistem
imunitas dan metabolisme tubuh
Pada saat stres, sistem imunitas tubuh
akan mengaktifkan beberapa jalurnya pada kulit, sumsum tulang dan kelenjar
limfe untuk lebih siaga terhadap perlawanan stres tersebut. Aliran darah di
kulit akan berkurang untuk dialihkan ke organ lain yang lebih penting sehigga
orang-orang yang mengalami stres biasanya gampang berkeringat, dimana dalam
pengertian awam sering disebut keringat dingin. Aliran cairan di mulut juga
akan berkurang sehingga mulut akan mudah terasa kering dan otot-otot di sekitar
kerongkongan akan menegang sehingga sulit untuk melakukan aktifitas termasuk
berbicara dan menelan. Para ahli menjelaskan bahwa pengaruh reaksi stres dari
proses kehilangan berbagai vitamin dan mineral akibat sekresi hormon adrenalin
secara berlebihan, karena produksi hormon ini berkaitan erat dengan peranan
berbagai vitamin dan mineral seperti vitamin B dan C, besi, kalium, serta
kalsium. Selain itu, efek selanjutnya terhadap pertahanan dan imunitas tubuh
yang menjadi salah satu peran penting dari vitamin dan mineral-mineral tubuh
tersebut dalam faktor penting pembentuknya, misalnya vitamin C yang berperan
dalam pertahanan tubuh dan vitamin B yang berperan dalam pengaturan sistem
saraf. Selanjutnya, penurunan semua sistem ini akan mempengaruhi asupan normal
tubuh dimana penderitanya biasanya menjadi kurang beristirahat, sulit tidur
(insomnia), kurang nafsu makan sementara mereka harus mengeluarkan energi
berlebihan untuk mengatasi stres yang mereka alami, sehingga kehilangan zat-zat
gizi menjadi patokan penting. Proses psikologi yang terjadi juga dengan mudah
bisa memicu berbagai penyakit yang dikenal sebagai psikosomatik mulai dari
pusing, diare, mual muntah, sakit otot dan sendi, dan banyak gangguan fungsi
lain sebagai akibat terganggunya berbagai sistem tubuh.
F.
Cara Pelampiasan yang Salah Ketika
Dilanda Stres
Bila kita cederung mengatasi stres dengan cara yang
kurang sehat, berarti kita telah melipatgandakan pengaruh negatif terhadap
stres dan kesehatan. Beberapa contoh cara yang salah dalam melampiaskan stres
antara lain:
1. Merokok
Bagi
perokok, awalnya sebatang rokok hanya merupakan penghilang stres. Tetapi selama
masa stres, rokok tidak mungkin ditinggalkannya. Sayangnya, kita tahu bahwa
dari sisi keuangan, rokok bukanlah barang yang murah. Terutama bagi kesehatan.
Rokok sangat berbahaya bagi tubuh kita. Rokok dapat menyebabkan kanker,
serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin.
2. Terlalu banyak mengonsumsi minuman beralkohol
Banyak orang
yang merasa minum segelas anggur sebelum tidur di malam hari bagus untuk
mengurangi stres yang dialami seharian penuh. Walau bagaimanapun, minum alkohol
dapat menjadi suatu kebiasaan dan tanpa disadari dapat menimbulkan masalah pada
kehidupan orang yang mengonsumsinya, dan menyebabkan lebih banyak stres
dibanding sebelumnya.
3. Berbelanja secara berlebihan
Setiap orang memiliki berbagai cara
untuk mengatasi rasa stres. Memanjakan diri sendiri dengan cara membeli sesuatu
yang bagus dan agak mahal, menurut kita, merupakan cara yang efektik dalam
merawat diri sendiri. Pada kenyataannya, membelanjakan uang, terutama dalam
jumlah yang tidak kecil, justru dapat menyebabkan stres dalam masalah keuangan
di masa medatang.
4. Terlalu banyak mengonsumsi
kafein
Walupun minum kopi sekali-kali tidak
berbahaya, tetapi perlu diingat bahwa kafein pada kenyataannya mengandung zat
yang membuat orang kecanduan. Tanpa disadari, kafein justru akan merusak
tingkatan stres yang dialami.
5. Mengonsumsi obat-obatan terlarang
Mengonsumsi obat-obatan terlarang, misalnya putaw,
heroin, shabu-shabu, obat bius, ekstasi, atau minimal menghisap ganja.
Obat-obat perangsang saraf itu jka dikonsumsi secara liar untuk menimbukan efek
sensasi sehingga seseorang merasa bebas dari beban, tubuh terasa ringan, tumbuh
rasa percaya diri, melayang-layang dalam fantasi, mersa cool, dan sebagainya. Sensasi itu bertahan selama pengaruh obat
masih ada, namun setelah pengaruh obat hilang, mereka merasakan sakit yang luar
biasa. Saat itu mereka membutuhkan obat-obat baru untuk melepaskan diri dari
rasa sakit tersebut. Setiap habis satu paket obat, mereka akan membutuhkan
paket-paket berikutnya. Demikianlah, orang-orang itu tidak bisa keluar dari
lingkaran pengaruh obat.
6. Menerjuni
petualangan seks
Banyak
orang merasa stres karena studi, stres di rumah, stres akibat putus cinta,
stres di kantor, ada masalah pribadi, masalah karir, konflik dengan keluarga,
bisnis kacau, kalah judi, dan lain sebagainya. Untuk menghilangkan
tekanan-tekanan tersebut, mereka menerjuni petualangan-petualangan seks liar.
Tentu saja, cara seperti itu bukan menjadi solusi, justru semakin
melipatgandakan tekanan stres hingga beberapa kali lipat lebih berat. Permainan
seks liar memang memberi kenikmatan, namun sangat sedikit, paling lama hanya 30
menit. Akan tetapi, noda-noda kehinaan yang harus dipikul setelah itu belum
tentu bisa hilang setelah 30 tahun. Wajar kalau Allah mengharamkan zina, sebab
perbuatan itu sedikit sekali nikmatnya, namun sangat dahsyat resikonya. “Dan
jaganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji.
Dan suatu jalan yang buruk.” (al-Israa’ [17]: 32).
7. Bunuh diri
Bunuh diri adalah cara yang terburuk yang
ditempuh sebagian orang untuk melepaskan diri dari tekanan stres.
Selain cara-cara yang yang telah disebutkan, ada cara
yang salah yang telah dilakukan untuk membebaskan diri dari tekanan stres,
misalnya dengan mengamalkan ilmu hitam, menekuni ilmu kebatinan, melakukan
sihir, dan mendatangi dukun-dukun. Dengan perbuatan seperti itu, mereka telah
menjual masa depan di akhirat dengan setitik dunia yang tidak berharga. Selain
itu, cara-cara lain yang sering kita saksikan di media-media massa, misalnya
tindak kriminal, kekerasan, tindak sadisme, dan lain sebagainya.
Orang-orang
itu ingin bebas dari stres, tapi mereka menempuh cara yang keliru sehingga
mereka terlempar ke arah bentuk-bentuk stres yang lain. Adapun solusi terbaik
atas persoalan ini adalah dengan menjadi insan religius yang dekat dengan
Allah, ikhlas mengabdi kepada-Nya, dan menghindari aneka rupa perbuatan dosa
yang besar.
G.
Kiat-Kiat
Mengatasi Stres
Terapi
yang Dapat Dilakukan Ketika Stres itu Melanda Diri Kita
Menurut beberapa ahli ada terapi yang dapat dilakukan ketika kita
mengalami stres antara lain:
1. Situs UMS Malaysia
Menurut situs ini, ada beberapa cara terapi dalam
mengalami stres yaitu dengan meditasi, yoga, relaksasi, dan biofeedback. Meditasi, dalam bahasa
kita dikenal dengan istilah semedi atau bertapa. Seseorang mengasingkan diri,
duduk bersila dengan tenang, memusatkan pikiran, mengatur napas secara teratur,
kadang sambil membaca-baca mantra-mantra tertentu. Di negara yang berkultur
Budha, praktik serupa dikenal dengan istilah yoga (atau meditasi yoga).
Relaksasi bermakna luas. Ia bisa berupa praktik semedi seperti yang telah
disebutkan diatas, yaitu dengan mengendurkan otot-otot tubuh, mengambil nafas
secara dalam, berfikir rileks, dan lain-lain. Adapun biofeedback
merupakan teknik pengendalian saraf-saraf tak sadar (otonom), melalui tindakan
pemberian hadiah atau hukuman, untuk mengarahkan fungsi saraf-saraf otonom
tersebut. Biofeedback dilakukan dengan bantuan peralatan canggih electroencephalograph
untuk mengetahui aktivitas listrik yang sedang terjadi di otak.
2. Herbert
Benson, M.D.
Beliau adalah seorang peneliti di Fakultas
Kedokteran Harvad, menganjurkan metode respon relaksasi (the relaxation
response) sebagai solusi stres. Respon relaksasi merupakan pengembangan
luwes dari mediasi yoga. Praktik respons relaksasi dilakukan dengan cara:
a. Duduk tenang dengan posisi nyaman
b. Menutup mata
c.
Mengendurkan semua otot-otot (dari otot kaki sampai
wajah)
d.
Bernafas melalui hidung secara teratur, sambil
mengucapkan kata “satu” di setiap tarikan nafas, dan dilakukan secara alami.
e.
Langkah ini dilakukan selama 10-20 menit. Setelah
selesai, duduk sebentar sambil menutup mata, lalu buka mata, kemudian boleh
berdiri
f. Hindari
kecemasan, pertahankan sikap pasrah, jika muncul pikiran mengganggu abaikan
saja. Hal ini dilakukan sekali
atau dua kali dalam sehari.
3. Don R. Powell, Ph.D.
Beliau adalah seorang presiden dan
pendiri American Institute for Preventive Medicine, di Southfield, Michigan.
Diantara solusi-solusi yang dianjurkan oleh Powell, antara lain:
a. Berbagi perasaan dengan orang lain
b. Berolahraga fisik
c. Mandi dengan air hangat
d. Melakukan relaksasi
e. Menggunakan imajinasi untuk meredakan
ketegangan
f. Jangan takut menangis
g. Tertawa sepuasnya
h. Belajar menerima kritik
i.
Berpikir
paositif
4. Anthony Dio Martin
Beliau adalah seorang penulis buku yang
berjudul “Segarkan Diri Lagi denga De-Stres”, menyarankan untuk
mengatasi stres dengan de-stres. Prinsip de-stres antara lain:
a. Ambil nafas panjang
Lakukan saat Anda merasa suntuk atau jenuh. Berhentilah
sejenak. Tarik nafas dalam-dalam dan hembuskan perlahan-lahan. Ini untuk
memberi lebih banyak oksigen bagi otak. Beberapa latihan pernafasan yang
sederhana dapat memberikan energi positif bagi tubuh kita.
b. Cukup makan
Banyak orang berusaha menurunkan stresnya dengan minum kopi, rokok atau
makanan berkadar gula tinggi. Ini tidak tepat. Anthony menyarankan untuk
mengurangi kandungan gula dalam makanan kita. Contohnya saja dengan mengganti
makanan camilan dengan potongan buah segar.
c. Cukup tidur
Orang yang tidur rata-rata tujuh jam, mempunyai peluang usia lebih
panjang. Namun tidur kepanjangan juga membuat tubuh dalam kondisi mood yang
rendah serta kondisi energi di mana orang malas melakukan apapun. Jadi, tidur
sekitar tujuh jam adalah cukup optimal.
d. Mendengarkan musik
Dengarkan musik yang rileks. Relaxing music bisa membuat tubuh dan
pikiran menjadi segar. Untuk meredam stres, hindari musik dengan lagu. Pilihlah
instrumen yang lembut, supaya pikiran dan imajinasi kita menjadi lebih lepas
dan bebas. Fokuskan pada perasaan saat mengikuti alunan musik tersebut.
e. Rileks
f. Olahraga
Aktivitas olahraga amat membantu kita untuk mengurangi stres, contohnya
joging pagi, aerobic ringan atau olahraga yang membuat tubuh menjadi berkeringat.
g. Pijatan kepala
Pada saat stres melanda kita, cobalah memijit-mijit kepala dengan ringan.
Sambil menutup mata, nikmati perasaan saat setiap kali jari-jari menyentuh
kepala dengan nyaman.
h. Aktivitas sosial
Saat dilanda stres, lupakan sejenak pekerjaan
Anda. Berbaurlah dengan teman atau orang lain. Berbagi dengan teman dan sahabat
dapat membantu menghilangkan stres. Relasi dengan banyak orang, akan memberikan
rasa lega, nyaman, dan bahagia.
H.
Tips Menghindari Stres
Pola kehidupan
modern yang begitu banyak tantangan, tak jarang menyebabkan manusia mengalami
stres. Beberapa tips agar kita terhindar dari tekanan stres, antara lain:
1. Jaga kesehatan dengan olahraga teratur
Kesehatan
jasmani sangat diperlukan dalam penanggulangan stres. Olahraga dapat dapat
memperbaiki aliran darah ke otak, menambah gelombang alfa di otak yang
berhubungan dengan ketenangan dan relaksasi, mengurangi tekanan darah, serta
mengurangi ketegangan otot.
2.
Makan sehat
Makanan-makanan
dengan kadar lemak rendah dan karbohidrat tinggi seperti donat, popcorn,
kue-kue kering serta kue dari bahan beras, dapat merangsang zat-zat kimia dari
otak kita yang membantu menyejukkan bila kita sedang stres.
3.
Belajar-lah untuk menyukai diri sendiri
Hentikan mencari kekurangan pada diri
sendiri, jangan risaukan penampilan Anda, dan jangan menilai diri sendiri
dengan keras. Kesalahan-kesalahan dimasa lalu tidak seburuk yang Anda
bayangkan, setidaknya kita dapat belajar dari kesalahan di masa lalu.
4.
Bicarakan masalah Anda
Jangan pendam kesukaran Anda, jika Anda
merasa terganggu karena sesuatu, usahakan agar perasaan itu tidak dipendam
sendiri. Kemukakanlah perasaan itu kepada orang yang Anda percayai.
Mengeluarkan apa yang Anda gusarkan akan membuat Anda merasa lebih tenang.
5.
Aturlah waktu dengan baik
Dengan mengatur waktu secara baik, Anda
bisa lebih tenang dan teratur dalam menjalani hidup ini.
6.
Belajar berpikir positif dan berkepala dingin
dalam menghadapi masalah
Anda perlu belajar untuk melihat hidup
ini dari sisi positif, jadi jangan cepat panik/putus asa kalau ada masalah,
tariklah nafas dalam-dalam dan katakan pada diri sendiri bahwa Anda dapat
mengatasinya.
7.
Realistis terhadap keadaan
Cintai pekerjaan Anda sehari-hari,
jangan mengerjakan sesuatu pekerjaan Anda sebagai kewajiban karena itu akan membebani
Anda. Yang ideal adalah pilihlah sekolah atau tempat kerja pada tempat atau
bidang yang disukai karena hal itu dapat membuat Anda senang melakukan
pekerjaan tersebut.
8.
Bangunlah keluarga yang bahagia
Keluarga yang bahagia tentu akan sangat
membantu kita dalam mengatasi masalah tanpa harus mengalami tekanan stres.
Ingatlah bahwa Anda selalu dikelilingi oleh orang-orang yang mencintai dan
membutuhkan Anda.
9.
Bagilah waktu dengan seimbang
Luangkan waktu untuk istirahat dan
rekreasi.
10. Lakukan
ibadah dan selalu mendekatkan diri kepada Allah S.W.T.
Insya Allah, jika kita mempunyai iman
yang kuat, kita akan mendapatkan jalan yang mudah ketika kita menghadapi
masalah.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Stres adalah problem yang banyak
dihadapi manusia-manusia di zaman modern. Masyarakat Indonesia termasuk yang banyak
menderita stres. Stres bukan saja menimbulkan keresahan hidup bagi
pribadi-pribadi. Ia juga memicu berbagai problem-problem sosial lain.
Stres timbul ketika perasaan kita
sangat tertekan oleh sesuatu yang sangat berat untuk diterima, misalnya berupa
musibah, kesempitan ekonomi, kegagalan, kejenuhan, konflik dan lain-lain.
Gejala stres kadang muncul dalam bentuk sikap marah-marah, cepat tersinggung,
hilangnya nafsu makan, atau bertindak tergesa-gesa. Namun, ia juga bisa
menyebabkan seseoarang sering melamun, menyendiri, berbuat aneh-aneh, atau
dicekam kegelisahn. Bahkan stes dapat menyebabkan gangguan-gangguan fisik,
seperti sulit tidur, rasa mual, pusing, nyeri di dada, sakit punggng, diare,
dan lain-lain.
Pada
intinya semua orang pernah mengalami stres. Tinggal bagaimana kita menyikapi
dan mencari solusi yang tepat ketika stres tersebut melanda kita. Sebagian
orang ada yang dapat menikmati stres sehingga hidupnya dapat dijalani dengan
tenang dan nyaman. Ada juga sebagian orang yang tidak tahan dalam menghadapi
stres sehingga mereka mencari-cari “obat” untuk menghilangkan stres itu. Akan
tetapi, bukannya malah sembuh, stres yang diderita malah makin parah, bahkan
ada yang berakhir tragis karena mereka mengobatinya dengan minum-minuman keras,
mengonsumsi narkoba, pergaulan bebas, berkelahi, atau bahkan sampai bunuh diri.
Solusi
stres berangkat dari aspek paling sensitif dan sangat berpengaruh dalam diri
setiap manusia, yaitu jiwa. Jiwa itulah yang harus diperbaiki sebaik mungkin
sehingga ia kemudian berpengaruh luas terhadap keseluruhan bagian tubuh dan
kehidupan manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Nusantari , Abdurrahman. 2005.
Life is Beautiful. Jakarta Pusat: Penerbit Pena Pundi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar