Sabtu, 13 Juli 2013

Masalah-masalah yang dapat muncul sebelum Proses Belajar

1.      Masalah Internal (masalah yang berada pada diri murid itu sendiri), antara lain :
a.       Adanya gangguan secara fisik, seperti kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat bicara, gangguan panca indera, cacat tubuh, serta penyakit menahan (alergi, asma, dan sebagainya).
b.      Ketidakseimbangan mental (adanya gangguan dalam fungsi mental),
Seperti menampakkan kurangnya kemampuan mental, taraf kecerdasannya cenderung kurang.
c.       Kelemahan emosional, seperti merasa tidak aman, kurang bisa menyesuaikan diri, tercekam rasa takut, benci, dan antipati serta ketidakmatangan emosi.
d.      Adanya kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap salah seperti kurang perhatian dan minat terhadap pelajaran sekolah, malas dalam belajar, dan sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran.
e.       Kurangnya minat terhadap mata pelajaran.
Bila peserta didik telah memilki minat, maka ia akan mendorong dirinya untuk berbuat sesuai dengan minatnya, hal ini dapat memperbesar moif yang ada pada dirinya.
f.       Sukar dapat mengikuti pelajaran di sekolah karena kurang kemampuan intelektual.
g.      Kurangnya minat terhadap guru yan mengampu mapel tertentu.
Ketika anak tidak menyukai guru yang mengampu mapel tertentu, maka tidak menutup kemugkinan bahwa anak tidak menyukai mapel yang ia ajarkan, misalnya gurunya galak, suka membeda-beda siswa ketika didalam kelas, dan lain sebagainya.
h.      Tidak ada kesiapan fisik dan mental untuk menerima pelajaran karena terlalu lelah dan tidak ada kesempatan belajar di rumah.
i.        Kurang motivasi belajar karena kurangnya rangsangan dari lingkungan untuk giat belajar.
j.        Kurang motivasi belajar karena takut dan merasa dibenci guru.

2.      Masalah-masalah Eksternal (masalah yang timbul dari luar diri individu), yaitu berasal dari:
a.       Sekolah, antara lain :
1)      Sifat kurikulum yang kurang fleksibel.
Kurikulum yang diberlakukan di sekolah adalah kurikulum nasional yang disahkan oleh pemerintah, atau yayasan pendidikan. Kurikulum disusun berdasarkan tuntutan kemajuan masyrakat. Dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat timbul tuntutan kebutuhan baru dan akibatnya kurikulum sekolah perlu direkonstruksi. Adanya rekonstruksi itu menimbulkan kurikulum baru. Perubahan kurikulum sekolah menimbulkan masalah seperti tujuan yang akan dicapai mungkin akan berubah, isi pendidikan berubah, kegiatan belajar mengajar berubah serta evaluasi berubah.
·         Terlalu berat beban belajar (murid) dan atau mengajar (guru).
·         Metode mengajar yang kurang memadai (membosankan).
·         Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar.
·         Prasarana Dan Sarana Pembelajaran.
Prasarana pembelajaran meliputi sarana olahraga, gedung sekolah ruang belajar, laboratorium, tempat ibadah, ruang kesenian, dan peralatan olahraga. Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium sekolah dan berbagai media pengajaran yang lain. Lengkapnya sarana dan prasarana pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik. Hal ini tidak berarti bahwa lengkapnya sarana dan prasarana menentukan jaminan melakukan proses pembelajaran yang baik. Justru disinilah muncul bagaimana mengolah sarana dan prasarana pembelajaran sehingga terselenggaranya proses belajar yang berhasil dengan baik.

2)      Lingkungan Sosial Siswa Di Sekolah
Tiap siswa dalam lingkungan sosial memiliki kedudukan, peranan dan tanggung jawab sosial tertentu. Dalam kehidupan tersebut terjadi pergaulan seperti hubungan sosial tertentu. Dalam kehidupan tersebut terjadi hubungan akrab kerjasama, kerja berkoprasi, berkompetisi, bersaing, konflik atau perkelahian.

b.      Keluarga (rumah), antara lain :
1)      Keluarga tidak utuh atau kurang harmonis
2)      Sikap orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya
3)      Keadaan ekonomi
4)      Tidak ada dorongan untuk mencapai suatu cita-cita yang tinggi dari orang tua karena latar belakang pendidikan dan konisi sosi-ekonomi yang sangat kurang.
5)      Kurang motivasi beiajar karena kurang layanan sosial-psikologis dari orang tuanya.
6)      Kurang motivasi belajar karena orang tua terlalu memaksakan keinginannya.
7)      Kurang motivasi belajar karena dipaksa orangtua belajar di SMA padahal cita-cita anak sendiri ke SMK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar