1. Masalah Internal (masalah yang berada
pada diri murid itu sendiri), antara lain :
a. Adanya
gangguan secara fisik, seperti kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat
bicara, gangguan panca indera, cacat tubuh, serta penyakit menahan (alergi,
asma, dan sebagainya).
b. Ketidakseimbangan
mental (adanya gangguan dalam fungsi mental),
Seperti menampakkan kurangnya
kemampuan mental, taraf kecerdasannya cenderung kurang.
c. Kelemahan
emosional, seperti merasa tidak aman, kurang bisa menyesuaikan diri, tercekam
rasa takut, benci, dan antipati serta ketidakmatangan emosi.
d. Adanya
kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap salah seperti kurang
perhatian dan minat terhadap pelajaran sekolah, malas dalam belajar, dan sering
bolos atau tidak mengikuti pelajaran.
e. Kurangnya
minat terhadap mata pelajaran.
Bila peserta didik telah memilki
minat, maka ia akan mendorong dirinya untuk berbuat sesuai dengan minatnya, hal
ini dapat memperbesar moif yang ada pada dirinya.
f. Sukar
dapat mengikuti pelajaran di sekolah karena kurang kemampuan intelektual.
g. Kurangnya
minat terhadap guru yan mengampu mapel tertentu.
Ketika anak tidak menyukai guru
yang mengampu mapel tertentu, maka tidak menutup kemugkinan bahwa anak tidak
menyukai mapel yang ia ajarkan, misalnya gurunya galak, suka membeda-beda siswa
ketika didalam kelas, dan lain sebagainya.
h. Tidak
ada kesiapan fisik dan mental untuk menerima pelajaran karena terlalu lelah dan
tidak ada kesempatan belajar di rumah.
i.
Kurang motivasi belajar karena kurangnya
rangsangan dari lingkungan untuk giat belajar.
j.
Kurang motivasi belajar karena takut dan
merasa dibenci guru.
2. Masalah-masalah Eksternal (masalah
yang timbul dari luar diri individu), yaitu berasal dari:
a. Sekolah,
antara lain :
1) Sifat
kurikulum yang kurang fleksibel.
Kurikulum yang diberlakukan di
sekolah adalah kurikulum nasional yang disahkan oleh pemerintah, atau yayasan
pendidikan. Kurikulum disusun berdasarkan tuntutan kemajuan masyrakat. Dengan
kemajuan dan perkembangan masyarakat timbul tuntutan kebutuhan baru dan
akibatnya kurikulum sekolah perlu direkonstruksi. Adanya rekonstruksi itu
menimbulkan kurikulum baru. Perubahan kurikulum sekolah menimbulkan masalah
seperti tujuan yang akan dicapai mungkin akan berubah, isi pendidikan berubah,
kegiatan belajar mengajar berubah serta evaluasi berubah.
·
Terlalu berat beban belajar (murid) dan
atau mengajar (guru).
·
Metode mengajar yang kurang memadai
(membosankan).
·
Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan
belajar.
·
Prasarana Dan Sarana Pembelajaran.
Prasarana pembelajaran meliputi
sarana olahraga, gedung sekolah ruang belajar, laboratorium, tempat ibadah,
ruang kesenian, dan peralatan olahraga. Sarana pembelajaran meliputi buku
pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium sekolah dan berbagai
media pengajaran yang lain. Lengkapnya sarana dan prasarana pembelajaran
merupakan kondisi pembelajaran yang baik. Hal ini tidak berarti bahwa
lengkapnya sarana dan prasarana menentukan jaminan melakukan proses
pembelajaran yang baik. Justru disinilah muncul bagaimana mengolah sarana dan
prasarana pembelajaran sehingga terselenggaranya proses belajar yang berhasil
dengan baik.
2) Lingkungan
Sosial Siswa Di Sekolah
Tiap siswa dalam lingkungan sosial
memiliki kedudukan, peranan dan tanggung jawab sosial tertentu. Dalam kehidupan
tersebut terjadi pergaulan seperti hubungan sosial tertentu. Dalam kehidupan
tersebut terjadi hubungan akrab kerjasama, kerja berkoprasi, berkompetisi,
bersaing, konflik atau perkelahian.
b. Keluarga
(rumah), antara lain :
1) Keluarga
tidak utuh atau kurang harmonis
2) Sikap
orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya
3) Keadaan
ekonomi
4) Tidak
ada dorongan untuk mencapai suatu cita-cita yang tinggi dari orang tua karena
latar belakang pendidikan dan konisi sosi-ekonomi yang sangat kurang.
5) Kurang
motivasi beiajar karena kurang layanan sosial-psikologis dari orang tuanya.
6) Kurang
motivasi belajar karena orang tua terlalu memaksakan keinginannya.
7) Kurang
motivasi belajar karena dipaksa orangtua belajar di SMA padahal cita-cita anak
sendiri ke SMK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar