Diterjemahkan oleh :
no name; mahasiswa BK '10 A FKIP UNS
Salah
satu sumber tertua dan menghasilkan kesepakatan pada pertanyaan apakah
konseling perkembangan itu untuk mendiagnosa atau tidak untuk mendiagnosa.
Bagian dari perselisihan mungkin berasal dari kenyataan bahwa, sebagai suatu
istilah, kata "diagnosa" diambil dari kedokteran dan memiliki
konotasi kuat medis.
Diagnosa dalam pengobatan dan diagnosa dalam konseling tidak sama,
meskipun proses dasarnya serupa. Untuk dokter, proses diagnosa ditujukan untuk
menemukan penyakit tertentu kemudian dokter dapat meresepkan terapi atau
pengobatan khusus yang berbeda. Diagnosa dalam pengertian ini menyangkut ilmu
tentang gejala, penggunaan tes laboratorium untuk mengidentifikasi penyakit, dan sebagainya. Diagnosa harus dilakukan
sebelum proses pengobatan.
Bahkan
dalam pengaturan medis, upaya untuk menerapkan jenis proses diagnosa untuk
masalah-masalah perilaku manusia yang disebut "penyakit mental" belum
berhasil. Sifat nyata pada penyakit fungsional belum terbukti sama dalam tipe
patologi yang basa organik yang positif dapat dibentuk.
Bukti
mengenai rendahnya keandalan diagnosa psikiater mandiri bahkan dalam hal
masalah psikis mendasar seperti neurosis, psikosis, kecemasan, depresi dll
disarankan Eysenck bahwa gagasan seluruh entitas penyakit di bidang kelainan
mental yang fungsional perlu dibuang. Menninger juga memiliki metode
tradisional usulan tentang diagnosis berdasarkan ilusi entitas penyakit
digantikan oleh apa yang disebutnya "kesatuan" sistem diagnosis.
Untuk
konselor, masalah penyakit yang sesungguhnya tidak sama dengan permasalahan
dalam hal psikologi. Sejumlah usaha telah dibuat dalam konseling untuk
membangun sistem mendiagnosa masalah dari umum ke khusus. Sistem seperti ini
belum banyak terbukti kegunaannya untuk praktik konseling, untuk alasan dasar
yang sama bahwa konsep mendiagnosa penyakit yang sesungguhnya belum membantu
psikiater. Sayangnya, klien tidak mau bekerjasama untuk masuk ke dalam
pemecahan masalah yang disediakan oleh psikiater. Perilaku manusia sering
terlalu kompleks dan efek interaksi antara faktor penentu berbagai perilaku
terlalu rumit untuk satu set konstruksi diagnosa sederhana terikat pada
faktor-faktor kausal yang memadai.
Untuk konselor, proses diagnosa ditujukan kepada orang-orang yang
mengalami hambatan-hambatan dalam proses perkembangannya. Konselor sebaiknya
melakukan diagnosa terlebih dahulu kepada kliennya sebelum melakukan proses
konseling.
TINGKAT EFEKTIVITAS
Untuk konselor perkembangan, dapat mengembangkan
satu jenis diagnosa yang mungkin berguna. Hal ini didasarkan pada dimensi
vertikal dan berfungsi tidak terikat pada setiap himpunan yang diduga penyebab
utama. Konsep ini adalah tingkat efektivitas manusia di mana seorang individu
berfungsi pada waktu tertentu.
Menninger menunjukkan, pada dasarnya tingkat
efektivitas ini adalah sebuah konsep kesatuan diagnosa. Dimensi efektivitas
manusia sebagian besar dipengaruhi oleh tingkat kontrol individu tersebut.
Tingkat kontrol yang rendah dapat menyebabkan seseorang bunuh diri. Lima
tingkat efektivitas manusia dijelaskan di bawah ini,
1.
Panik
Tingkat ini ditandai dengan hilangnya aktual kontrol atas respon afektif dan/atau hilangnya kontrol atas lingkungan dalam jangka pendek. Individu biasanya cenderung berusaha untuk melindungi dirinya dan orang lain. Individu mungkin memiliki perasaan di luar kendali, seperti rasa belas kasihan, saling bermusuhan, dan emosi yang tidak terkontrol/terkendali. Dia mungkin melakukan upaya bunuh diri atau mungkin menjadi agresif atau kasar dan menunjukkan perilaku ekstrim.
Tingkat ini ditandai dengan hilangnya aktual kontrol atas respon afektif dan/atau hilangnya kontrol atas lingkungan dalam jangka pendek. Individu biasanya cenderung berusaha untuk melindungi dirinya dan orang lain. Individu mungkin memiliki perasaan di luar kendali, seperti rasa belas kasihan, saling bermusuhan, dan emosi yang tidak terkontrol/terkendali. Dia mungkin melakukan upaya bunuh diri atau mungkin menjadi agresif atau kasar dan menunjukkan perilaku ekstrim.
2.
Kelambanan
Pada tingkat ini, ada beberapa kontrol jangka pendek dalam aspek lingkungan. Ada sedikit kontrol terhadap aspek-aspek jangka panjang dalam kehidupan sosial. Sementara individu tidak dibiasakan bersosialisasi, dia tidak mungkin mandiri secara ekonomi atau sosial. Individu cenderung untuk bertidak sesuai tuntutan lingkungan dengan cara-caranya yang bertujuan untuk menghindari hukuman langsung atau kegagalan, atau untuk mengendalikan perilaku dalam menjalankan tujuan rencana yang terorganisir. Dia memiliki tanggung jawab atas perilakunya dan konsekuensinya. Ia cenderung untuk bertanggung jawab atas kesulitan-kesulitannya kepada orang lain. Dia sering merasa mengasihani nasib dirinya sendiri dan cenderung menunjukkan ketidakpedulian dan ketidakpercayaan terhadap lingkungan sekitar.
Pada tingkat ini, ada beberapa kontrol jangka pendek dalam aspek lingkungan. Ada sedikit kontrol terhadap aspek-aspek jangka panjang dalam kehidupan sosial. Sementara individu tidak dibiasakan bersosialisasi, dia tidak mungkin mandiri secara ekonomi atau sosial. Individu cenderung untuk bertidak sesuai tuntutan lingkungan dengan cara-caranya yang bertujuan untuk menghindari hukuman langsung atau kegagalan, atau untuk mengendalikan perilaku dalam menjalankan tujuan rencana yang terorganisir. Dia memiliki tanggung jawab atas perilakunya dan konsekuensinya. Ia cenderung untuk bertanggung jawab atas kesulitan-kesulitannya kepada orang lain. Dia sering merasa mengasihani nasib dirinya sendiri dan cenderung menunjukkan ketidakpedulian dan ketidakpercayaan terhadap lingkungan sekitar.
3.
Berjuang
Di tingkat ini, individu memiliki beberapa tingkat kontrol jangka panjang dan aspek lebih luas dari lingkungan dan secara aktif mencari nilai lebih. Ia memiliki kemauan yang berlebihan, diantara harapan, keyakinan, perasaan pengunduran diri, dan putus asa. Perilakunya penuh rencana dan berorientasi pada tujuan sampai tingkat yang terbatas, tetapi kehidupan individu cenderung terdiri dari serangkaian krisis dan keadaan darurat yang dapat dicegah jika perencanaan dan organisasi lebih efektif.
Di tingkat ini, individu memiliki beberapa tingkat kontrol jangka panjang dan aspek lebih luas dari lingkungan dan secara aktif mencari nilai lebih. Ia memiliki kemauan yang berlebihan, diantara harapan, keyakinan, perasaan pengunduran diri, dan putus asa. Perilakunya penuh rencana dan berorientasi pada tujuan sampai tingkat yang terbatas, tetapi kehidupan individu cenderung terdiri dari serangkaian krisis dan keadaan darurat yang dapat dicegah jika perencanaan dan organisasi lebih efektif.
4.
Mengatasi
Pada tingkat ini, ada kontrol dari segmen besar jangka panjang lingkungan dan atas komponen utama dari perilaku termasuk respon emosional. Perilakunya penuh rencana dan sangat besar berorientasi pada tujuan. Individu bereaksi untuk hidup sebagai tantangan bukan dengan sikap mengalah. Kecemasan yang cukup besar mungkin ada dan datang dari ego yang melibatkan peristiwa dari luar. Namun, kecemasan ini tidak menyurutkan perilaku yang penuh risiko.
Pada tingkat ini, ada kontrol dari segmen besar jangka panjang lingkungan dan atas komponen utama dari perilaku termasuk respon emosional. Perilakunya penuh rencana dan sangat besar berorientasi pada tujuan. Individu bereaksi untuk hidup sebagai tantangan bukan dengan sikap mengalah. Kecemasan yang cukup besar mungkin ada dan datang dari ego yang melibatkan peristiwa dari luar. Namun, kecemasan ini tidak menyurutkan perilaku yang penuh risiko.
5.
Penguasaan
Tingkat ini merupakan tingkat tertinggi
efektivitas manusia. Individu memiliki kontrol yang besar dan peduli terhadap
lingkungan. Ia memiliki perasaan
berkecukupan, penguasaan, dan nyaman di sebagian besar peran-perannya. Ia
menemukan kehidupan yang penuh semangat dan makna. ia merasa terlibat dan
berkomitmen terhadap nilai-nilai dan proyek-proyek yang melampaui eksistensi
sendiri.
Lima konstruksi yang tercantum di atas akan
berguna untuk konselor perkembangan karena beberapa alasan. Hal tersebut menawarkan beberapa petunjuk yang
digunakan untuk menetapkan tujuan yang sesuai untuk perkembangan penciptaan
kontrak dengan klien. Klien yang masih berada pada tahap kelambanan mungkin
tidak segera menunjukkan perkembangan dalam menemukan nilai-nilai yang lebih
besar dalam hidup. Jenis kontrak yang layak disepakati bersama dan klien diberi
motivasi.