Sabtu, 15 September 2012

Kelompok-kelompok Perkembangan [Donald H. Blocher]

Kelompok Perkembangan

Yang akan dibahas dalam kelompok perkembangan :
A.  Dinamika Kelompok Perkembangan
B.  Struktur Kelompok Perkembangan
1.    Kepemimpinan dalam kelompok perkembangan
2.    Karakteristik kelompok perkembangan
C.  Model-model Kelompok dalam Konseling
1.    Model masalah umum
2.    Model kasus berpusat
3.    Model kelompok T
4.    Model kelompok sumber daya manusia
5.    Model kelompok transaksional


Kelompok Perkembangan

Manusia pada dasarnya tidak dapat hidup sendiri,manusia akan selalu membutuhkan manusia lain untuk memenuhi kebutuhan, dan menjamin kelangsungan hidupnya. Karena sifat dasar manusia yang tidak dapat hidup sendiri, maka manusia membentuk kelompok- kelompok untuk saling membantu dalam memenuhi kebutuhan hidup. Kehidupan berkelompok dalam berinteraksi dengan orang lain terjadi terus menerus secara berkesinambungan, dan sepanjang hayat,sehingga secara disadari atau tidak, perilaku dan kebiasaan dalam kelompok mempengaruhi pola hidup setiap anggota kelompok.
Cartwright menunjukkan potensi perubahan yang melekat dalam kelompok-kelompok dalam kalimat:
Untuk mulai dengan proposisi yang paling umum, kita bisa menyatakan bahwa perilaku, sikap, keyakinan, dan nilai dari individu didasarkan pada kelompok-kelompok dimana dia berada. Bagaimana agresif atau kerjasama seseorang, seberapa besar harga diri dan kepercayaan dirinya, bagaimana energik dan produktif karyanya, apa yang ia cita-citakan, apa yang ia yakini benar dan baik, siapa yang ia cinta dan benci, dan apa keyakinan dan prasangka yang ia pegang-semua karakteristik ini sangat ditentukan oleh keanggotaan individu dalam kelompok. Dalam arti sebenarnya, mereka adalah sifat kelompok dan hubungan antara orang-orang. Apakah mereka akan mengubah atau menolak perubahan, oleh karena itu, sangat dipengaruhi oleh sifat dari kelompok-kelompok. Usaha untuk mengubah mereka harus peduli,dan memperhatikan dinamika kelompok.


 
Pengetahuan tentang dinamika kelompok, proses kelompok dalam mempengaruhi hidup seseorang sangat dibutuhkan, dan harus dikuasai oleh konselor kelompok. Karena untuk membantu klien mengatasi masalah, konselor harus benar-benar mengenal, dan memahami latar belakang klien. Konselor tidak dapat bertindak untuk langsung terjun mengatasi masalah utama klien, tapi konselor harus memulainya dengan mengumpulkan data, dan latar belakang klien untuk mengatasi masalah-masalah sampingan yang menyertai masalah utana klien. Konselor tidak hanya terpaku pada masalah yang dialami klien, tapi juga memperhatikan masalah kelompok tempat klien berada, menganalisis pengaruh kelompok pada masalah klien. Jadi proses konseling tidak menutup kemungkinan hanya terjadi melalui wawancara antara konselor dengan klien, tapi juga memungkinkan untuk terjadi proses konseling kelompok yang melibatkan beberapa klien dalam diskusi atau wawancara. Kelompok perkembangan memiliki keuntungan besar dari melayani sebagai apa vinacke sebut sebagai "miniatur situasi sosial" dalam situasi seperti ini, banyak dinamika pengaturan hidup klien yang diduplikasi, dan transfer jauh lebih sedikit dari pembelajaran perlu terjadi
Pembentukan konseling kelompok ini diharapkan mampu menjadi gambaran atau miniatur dari situasi sosial yang dihadapi klien, dan memberi kemudahan bagi klien untuk belajar menyesuaikan diri untuk masuk dan diterima dalam kelompok sosial.
Dahulu, kelompok dilingkup pelajar yang sering disebut kelompok bimbingan hanya digunakan untuk memberi informasi, lalu berkembang menjadi konseling individu. Dalam perkembangannya, proses konseling juga memanfaatkan kelompok untuk membentuk konseling kelompok yang saling berdinamika untuk saling berbagi, saling mendukung,dan saling membantu masalah klien lain. Pada tahap ini, kelompok tidak hanya memberi atau menerima informasi, tetapi hubungan antar kelompok juga menjadi lebih hangat, dan intim dalam proses membantu memecahkan masalah klien.

A.  Dinamika Kelompok Perkembangan
Dua aspek penting dalam interaksi kelompok :
1.    Konten.Konten adalah isi atau muatan dalam interaksi, yaitu topik atau ide yang diperbincangkan.
2.    Proses interaksi antar anggota kelompok
Dalam proses kelompok, peran yang dimainkan para anggota kelompok sangat berpengaruh pada dinamika kelompok. Tiap anggota kelompok bebas mengekspresikan perasaan, dan kebiasaan mereka.

Sebagai konselor profesional yang memanfaatkan kelompok untuk memberikan layanan konseling kelompok, konselor dituntut untuk lebih sensitif, dan peka terhadap proses dinamika yang terjadi dalam kelompok, dan berusaha menciptakan iklim kelompok yang kondusif, dan sesuai dengan kondisi psikologis para klien.
Hal-hal yang didukung oleh penelitian tentang dinamika kelompok yang penting diperhatikan dalam pembentukan kelompok :
  1. Kebiasaan-kebiasaan individu dalam kelompok.Akan lebih mudah untuk mengubah kebiasaan seorang individu dalam kelompok dengan cara mengubah iklim kelompok, daripada berusaha untuk langsung mengubah individu.
  2. Semua kelompok menuntut kesesuaian/kecocokan tingkat tertentu dari anggota. Kelompok yang lebih dekat dan lebih kohesif, memiliki daya atas perilaku anggota.
  3. Ketika sebuah keputusan dibuat oleh kesepakatan anggota kelompok, komitmen mereka dalam menjalankan keputusan tersebut akan lebih kuat, daripada berkomitmen pada keputusan yang dibuat di luar kelompok.
  4. Kelompok yang sangat kohesif dapat mengatasi kesulitan yang lebih besar dan frustrasi dalam mengejar tujuan kelompok dari kelompok yang kurang kohesif.
  5. Kepaduan kelompok sebagian besar merupakan fungsi dari sejauh mana anggota kelompok merasa bahwa pertemuan kelompok memenuhi kebutuhan mereka.
  6. Orang akan lebih efektif dalam mempelajari sesuatu ketika mereka berperan sebagai anggota kelompok dalam situasi pelatihan, daripada mereka berperan sebagai individu dalam situasi penonton atau pendengar. Pada dasarnya, orang akan lebih tertarik pada sesuatu jika ia juga terlibat langsung dalam aktifitas tersebut, dan tidak hanya menjadi penonton yang pasif.
  7. Jumlah atau sifat interaksi verbal antara anggota merupakan fungsi dari faktorkelompok. Seperti dalam persatuan kelompok, pandangan, pendapat,perilaku, opini yang diabaikan,tolak, atau dihukum.
  8. Kerjasama dan komunikasi yang terbesar dalam kelompok adalah dimana tujuan kelompok saling didefinisikan, diterima, dan dipahami.
  9. Iklim  atau gaya dalam kehidupan kelompok dapat memberi dampak yang besar pada  kepribadian anggota kelompok. Tingkah laku anggota kelompok banyak dipengaruhi oleh iklim kelompok. Indivdu yang tampak tidak ramah, bersikap memusuhi, agresif, pengacau dalam situasi kelompok, mungkin akan menampakkan sifat yang berbeda di situasi lain, dimana iklim, dan kondisi kelompok juga berbeda.

Menurut cartwrith,prinsip-prinsip dinamika kelompok yang harus dipahami oleh mereka yang tertarik dalam menggunakan kelompok untuk mengubah perilaku. Ini termasuk:
  1. Jika kelompok ini adalah untuk menjadi media yang efektif dari perubahan perilaku, mereka yang harus diubah dan mereka yang berusaha untuk mempengaruhi perubahan harus memiliki rasa yang kuat milik kelompok yang sama.
  2. Dalam upaya untuk mengubah sikap, nilai, atau perilaku, ini lebih relevan dengan tujuan kelompok, kelompok lebih dapat mempengaruhi mereka.
  3. Semakin besar prestise/kedudukan seorang anggota kelompok di mata anggota         lainnya, semakin besar ia dapat mempengaruhi anggota lain.
  4. Upaya untuk mengubah individu untuk menyimpang dari norma-norma kelompok akan menghadapi resistensi/hambatan yang kuat
Prinsip ini tampaknya tampak sederhana dan bukti diri. Mereka melanggar sistematis, namun, dalam banyak upaya untuk mengubah perilaku yang mewakili praktek profesional.

B.  Struktur Kelompok Perkembangan
Menurut Gordan, sebuah kelompok mungkin didefinisikan sebagai dua atau lebih orang yang saling punya hubungan psikologis. Dengan kata lain, kelompok dibuat oleh orang-orang yang kurang lebih memiliki karakter yang sama, dan saling mempengaruhi perilaku masing-masing. Dalam kelompok perkembangan, asumsi dasar yang digunakan dalam proses dinamika kelompok adalah optimalisasi peran, dan potensi para anggota kelompok. Tiap anggota kelompok harus berperan secara aktif dalam proses kelompok, partisipasi aktif, dan kontribusi yang maksimal bagi kelompok akan menghasilkan kelompok perkembangan yang efektif.

1.    Pemimpin dalam kelompok perkembangan
Pemimpin dalam kelompok perkembangan adalah seseorang yang memfasilitasi kelompok dalam mengartikan, mengklarifikasi, dan mengarahkan tujuan kelompok. Model kepemimpinan seperti ini tidak hanya fokus, dan menekankan pada hasil akhir yang dicapai kelompok, tapi lebih fokus pada proses perkembangan, dan partisipasi aktif dari para anggota kelompok. Seorang pemimpin harus peka terhadap proses interaksi, kebutuhan tiap anggota, dan memperhatikan tentang persatuan kelompok. Karena iklim dalam kelompok akan sangat berpengaruh pada kondisi psikologis para anggota kelompok.
Pemimpin perkembangan harus belajar untuk menjadi sangat sensitif terhadap kebutuhan anggota kelompok dan cara-cara di mana interaksi kelompok adalah memenuhi kebutuhan tersebut. Ia juga memperhatikan tentang kekompakan kelompok karena kemampuan untuk membantu atau menyakiti anggota kelompok hampir berbanding lurus dengan tingkat kekompakan dan kualitas dalam kelompok.
Tipe pemimpin dalam kelompok perkembangan sangat berbeda dari sifat pemimpin pada otoriter kelompok, yang sifatnya seakan-akan bahwa pemimpin adalah bos atau atasan, dan anggota kelompok dianggap sebagai karyawan.
2.    Beberapa karakteristik kelompok perkembangan yang berhasil :
a.    Tujuan bersama
Dibentuk dengan persetujuan semua anggota, dan saling menguntungkan
b.    Efektivitas kepemimpinan
Mengupayakan agar semua anggota mau berperan aktif, dan berkontribusi bagi perkembangan kelompok secara maksimal.
c.    Fleksibilitas organisasi kelompok
Organisasi kelompok yang fleksibel, dan tidak kaku.
Anggota punya kesempatan untuk berperan sebagai apapun, dan siapapun yang mereka inginkan.
d.   Suasana kebersamaan
Suasana hangat dalam kelompok, anggota kelompok merasa sebagai anggota keluarga dengan anggota lain, saling memperhatikan, saling peduli, saling mendukung.
e.    Kontrol sosial yang positif
Sebagai contoh, kelompok perkembangan mampu menangani secara terbuka dan langsung dengan perasaan anggota yang bersifat menghambat/resistensi atau tidak berkomitmen. Mereka tidak harus menggunakan penolakan halus atau hukuman untuk membentuk perilaku anggota.

C.  Model-model kelompok dalam konseling :
1.    Model kelompok masalah umum
Sebuah kelompok konseling perkembangan dapat dibentuk sekitar setiap tujuan atau tujuan yang sungguh-sungguh representatif dari perhatian umum atau masalah anggota kelompok. Seperti menjadi lebih nyaman dalam hubungan cowok-cewek, menjadi seorang mahasiswa yang lebih baik, memilih kuliah, ingin memahami diri lebih baik, meningkatkan kesadaran identitas seksual, dll.
Anggota kelompok saling curhat, memberi saran, solusi, masukan sebagai jalan keluar dari masalah, dan juga saling memberi semangat. Persatuan, dan kehangatan dalam kelompok sangat mendukung suasana hati para anggota untuk menjadi lebih baik.


Berikut ini elemen-elemen dalam kelompok yang dapat membantu anggota untuk memahami masalah dan jalan keluarnya :
a.    Saling mendukung
Antar anggota bisa saling sharing, dan memberi masukan. Misalnya, anggota lain pernah mengalami masalah yang sama, maka bisa cerita pengalaman. Dengan begini, klien tidak merasa sendiri dalam menghadapi masalah, karena anggota kelompok yang lain memberikan perhatian, dan contoh nyata dalam menghadapi masalah.
b.    Empati dan pemahaman
Antar anggota saling berempati, dan memahami masalah yang sedang terjadi
c.    Fokus dan langsung
Model kelompok ini bisa dengan cepat fokus, dan langsung pada proses konseling. Konselor berperan sebagai pemimpin kelompok yang bertugas untuk memfasilitasi perkembangan persatuan, dan rasa saling percaya dalam kelompok.
Tugas ketua adalah untuk menghindari dominasi kelompok dan memaksimalkan partisipasi dalam kelompok. Ketua harus peduli terhadap proses kelompok dan kebutuhan anggota. Ketua membantu menciptakan sendiri melalui contoh suasana penerimaan dan perizinan seperti pada wawancara konseling individu. Keterampilan utama dari pemimpin adalah untuk memfasilitasi perkembangan kekompakan dan kepercayaan kelompok. Ketika suasana seperti ini sudah tidak bisa dipungkiri lagi, pemimpin sering pindah ke peran anggota dan memungkinkan peran kepemimpinan untuk dibagi di antara anggota sebagai petunjuk. Model ini mengacu pada sumber-sumber dari keuntungan dalam hubungan kognitif.
2.    Model Kasus-berpusat
Model kasus-berpusat dalam konseling kelompok adalah model di sekitar tingkat yang sama dari kecanggihan dinamis sebagai pendekatan masalah umum. Hal ini agak lebih fleksibel daripada pendekatan terakhir dalam sebuah kelompok yang dapat mewakili dari perhatian yang berbeda daripada berbagai syarat yang sama dari banyak masalah. Dalam pendekatan kasus berpusat, kelompok ini bersatu hanya dalam jangka keinginan untuk membantu setiap pekerjaan yang lain melalui perhatian yang nyata. Hewer (7) telah menggambarkan pendekatan ini.
Susunan operasi dalam model ini adalah untuk anggota kelompok bergiliran mempresentasikan perhatian mereka masing-masing, sedangkan sisanya dari kelompok bertindak sebagai pemberi bantuan. Konselor dapat mengambil peran utama dalam fase-fase sebelumnya dari jenis operasi kelompok, tetapi pada dasarnya anggota kelompok lain belajar untuk mengoperasikan sebagai konselor sebagai proses kelompok yang muncul.
Pola interaksi dalam kelompok kasus-berpusat sedikit lebih kompleks daripada pendekatan masalah pada umunya. Pemimpin akan membutuhkan keterampilan lebih dalam menciptakan suatu suasana yang kompak dalam kelompok yang lebih heterogen, dan dalam pengembangan jaringan membantu hubungan diantara para anggota. Dalam arti sebenarnya, pemimpin akan berperan untuk para anggota sebagai usaha mereka untuk menjadi seorang konselor. Di waktu yang sama, pemimpin harus menghindari memainkan peran dominan jika kelompok ini berfungsi secara penuh. Pendekatan kasus-berpusat memiliki beberapa keuntungan.
  1. Hubungan berbagai bantuan. Pada kelompok yang sukses dalam model ini, seluruh jaringan hubungan bantuan berkembang. Ketika seorang anggota berperan sebagai klien, ia harus belajar untuk berurusan dengan beberapa orang dengan bantuan yang berbeda. Ketika ia berperan sebagai "konselor", ia berada dalam hubungan yang berbeda. Jadi, dia mempunyai pengalaman sebuah kumpulan dari peran baru dan suatu hubungan, dan kesempatannya untuk hal baru dari pelajaran sosial yang menakjubkan.
  2. Berbeda persepsi dan sikap. Para anggota kelompok dapat mewakili persepsi dan sikap berbeda. Mereka dipaksa untuk menguji dari sudut pandang orang lain, dan belajar untuk berurusan dengan perbedaan dalam membantu daripada bersaing cara. Dalam arti, kelompok itu menjadi sebuah laboratorium di mana sikap dan persepsi yang diuji dan watak dalam kelompok yang pusat tujuannya adalah untuk menjaga suasana kehangatan, penerimaan, dan perijinan.
  3. Berfokus pada individu. Meskipun, sebagai anggota yang menyampaikan kasus mereka, banyak pembelajaran sosial yang terjadi pada semua anggota, pusat fokus dibuat pada satu anggota pada waktu yang memungkinkan anggota menyajikan untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara langsung dan segera. Seringkali faktor sentral dalam model ini adalah komitmen publik untuk tujuan dan penguatan kelompok untuk perubahan perilaku.
3.    Model Kelompok T
Kelompok T, atau kelompok pelatihan, adalah model dari interaksi kelompok yang memiliki penerapan yang luas untuk konseling perkembangan. Model kelompok ini merupakan sebuah pendekatan yang didasarkan pada pengetahuan tentang dinamika kelompok dan dipelopori oleh Laboratorium Pelatihan Nasional (4). Model ini telah mengembangkan sejumlah variasi dan telah banyak digunakan dalam pengaturan pendidikan, agama, dan bisnis.
Pada dasarnya, pusat konsep dari model kelompok T adalah bahwa sekelompok manusia ditempatkan dalam situasi yang tidak terstruktur dan ambigu di mana mereka dihadapkan dengan tugas menciptakan sistem sosial baru yang mana mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Komponen umum dari sebuah sistem sosial yang absen atau ambigu dalam tahap awal operasi kelompok T. Tidak ada struktur kewenangan-tanggung jawab. Tidak ada seperangkat tujuan yang jelas atau metodologi untuk mencari tujuan yang disediakan. Peran dan hubungan untuk para anggota yang tidak jelas digambarkan baik dalam situasi sekarang atau dengan analogi dari situasi masa lalu.
Dalam ambiguitas, kelompok ini dipaksa untuk menarik dari dananya sendiri untuk membangun sebuah sistem sosial yang dapat memenuhi kebutuhan para anggota yang mana kekompakan dan kebersamaan dapat berkembang. Dalam arti, hal itu merupakan pengalaman dalam kreativitas sosial.
Kelompok T sebagai perjuangan untuk mengatasi masalah yang diciptakan oleh situasi yang tidak terstruktur dan ambigu, kesempatan besar diciptakan bagi para anggota untuk belajar tentang diri sendiri dan bagaimana mereka biasanya beroperasi dalam situasi sosial. Karena peran yang tidak terstruktur dan hubungan yang ambigu, peluang cukup besar untuk "umpan balik" dari orang lain ada.
Dalam pengertian ini, kelompok T menggunakan situasi kelompok bukan sebagai kendaraan untuk memecahkan masalah eksternal seperti pada dua model pertama dibahas, tetapi langsung untuk menggambarkan fenomena interaksi sosial sebagai pengalaman mereka. Dalam artian, kelompok T ini menulis buku teks sendiri dan membacanya sesekali dan diwaktu yang sama. Kelompok T memiliki beberapa keuntungan. Yaitu:
  1. Sebuah Laboratorium untuk pembelajaran sosial. Hal itu menciptakan sebuah laboratorium interaksi sosial di mana para anggota dapat belajar untuk memahami pola mereka sendiri dengan situasi sosial yang mana pola baru dari salinan sosial dapat dipelajari.
  2. Sebuah situasi proses-orientasi. Dalam kelompok T, fokus utama selalu terletak pada proses kelompok. Kelompok ini berfokus pada perhatian bukan hanya bawaan belaka dengan konten yang dikomunikasikan.
  3. Masa ciri-ciri miniatur. Dalam arti, kelompok T adalah miniatur situasi sosial di mana individu masing-masing dihadapkan pada situasi yang tidak terstruktur dan ambigu bahwa ia harus menemukan kembali identitasnya sendiri dengan dan melalui orang lain.
Keberhasilan penanganan model kelompok T membutuhkan cukup keterampilan. Mungkin keterampilan yang paling penting dari pemimpin adalah menahan diri untuk bergerak melengkapi struktur ketika kelompok mulai menunjukkan kecemasan dan ketegangan. Sebagian besar konselor cenderung beroperasi dalam situasi sosial untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan. Dalam situasi konseling individu, konselor pada umumnya menyediakan struktur yang cukup dan kontrol ambigu pada tahapan-tahapan yang layak. Dalam kelompok T dari konseling kelompok, konselor harus menjaga keambiguitasan dan membiarkan kelompok tersebut mengatasinya walaupun proses ini menjadi sangat frustasi dan ketegangan-producing. Bagian yang baik dari model yang terlibat kompetensi ini hanya memperoleh kepercayaan dalam kelompok-kelompok yang memungkinkan konselor untuk "berkeringat" dan periode tidak nyaman dan bahkan bermusuhan di mana kelompok berusaha untuk mendirikan perusahaan struktur sendiri.
Keterampilan lain yang penting dari pemimpin kelompok T untuk tetap fokus pada proses kelompok. Pemimpi dapat bertindak sebagai pengamat atau komentator, atau anggota lain dapat belajar untuk bermain seperti menggunakan model yang mempunyai peran. Model ini menggunakan hubungan, kognitif, dan perilaku sumber keuntungan.

4.    Model Kelompok Sumber Daya Manusia
Herbert Otto (8) telah mengembangkan model yang sangat menarik dari interaksi kelompok yang didasarkan pada formulasi teoritis penulis seperti Murply, Maslow, Goldstein, dan Fromm dalam berteori tentang batas-batas atas potensi-potensi manusia.
Model ini berbeda dari yang lain tidak begitu banyak istilah dalam hal format atau prosedur oleh situasi kelompok yang tidak terstruktur, tapi istilah dari semua fokus dari kelompok dalam menetapkan beberapa tujuan. Dalam model ini, tujuan yang diakui di sekitar kelompok ini dibentuk untuk membantu anggota memperpanjang batas atas yang berfungsi dalam cara-cara mengaktualisasi diri mereka. Asumsi yang dibuat bahwa kesehatan rata-rata, fungsi orang normal hanya berfungsi 15 atau 20 persen dari keseluruhan potensinya. Kelompok ini dikhususkan untuk membantu setiap anggota memperpanjang fungsinya terhadap batas-batas atas.
Sebagian besar interaksi kelompok dalam model ini khas dari jenis lain dari kelompok konseling atau terapi. Para anggota berbicara tentang ketakutan mereka, kekhawatiran, masalah, dan aspirasi-aspirasi. Perhatian selalu disimpan pada potensi positif dari anggota daripada ilmu penyakit, bagaimanapun juga. Dua perangkat yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana fokus ini dipertahankan, yaitu:
a.    Metode kekuatan berbagai persepsi. Dalam metode ini, salah satu anggota menjadi pusat perhatian kelompok untuk bagian khusus. Ia diminta untuk memulai proses penghitungan dan berbagi dengan kekuatan anggota lain bahwa ia melihat dalam dirinya dan faktor-faktor dalam hidupnya yang menghambat dia untuk menggunakan kekuatan anggota sepenuhnya. Anggota lain kemudian berpadu dengan persepsi mereka dari "target" orang-orang kuat dan membatasi beberapa faktor. Sejak kelompok ini selesai bekerja, sebelum ini, pertimbangan dari fakta bahwa memahami faktor-faktor itu penting untuk perkembangan optimal, kwantitas untuk sebuah kehangatan dan empati berbagi persepsi kekuatan dan keterbatasan yang membantu anggota mengembangkan struktur identitas baru.
b.    Program tindakan. Bagian dari struktur kelompok dalm model ini adalah bahwa mereka "kelompok aksi" daripada "kelompok berbicara". Anggota didesak untuk mengembangkan "program aksi" untuk meningkatkan dan memfasilitasi perkembangan kekuatan. Para anggota kemudian melaporkan kembali kepada kelompok keberhasilan mereka atau kegagalan dalam program tindakan. Ketika ada kesulitan yang dihadapi, seluruh kelompok bekerja untuk membawa pemahaman mereka dan kepekaan untuk menanggung masalah dan membantu menghilangkan blok untuk perkembangan lebih lanjut. Program tindakan mulai pada tingkat terrendah seperti mengambil seni atau pelajaran menari dan bergerak melalui usaha yang cukup signifikan seperti mengembangkan kreativitas yang lebih besar atau hubungan pribadi lebih dalam.
Hal ini dan perangkat pendukung lainnya pada dasarnya dirancang untuk membantu kelompok memfasilitasi setiap anggota dalam perjuangannya untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi dari fungsinya. Kelompok jenis ini tampaknya memiliki relevansi nyata dalam program konseling perkembangan. Penggunaan komitmen publik dan penguatan kelompok adalah sumber utama keuntungan dalam model ini.

5.    Model Kelompok Transaksional
Model konseling kelompok yang paling rumit dibahas di sini adalah mereka yang memanfaatkan interaksi sosial atau transaksi anggota kelompok sebagai bahan klinis dasar dari para anggota memperoleh pelajaran dan wawasan baru. Dalam model kelompok T, jenis permainan pembelajaran terjadi sebagai hasil dari fokus kelompok pada proses. Dalam model analisis transaksional, konselor bertindak secara konsisten sebagai pengamat dan penafsir perilaku yang secara sistematis menganalisis dan umpan balik kepada kelompok tentang pentingnya perilaku mereka.
Berne (2) telah menjelaskan operasi seperti model kelompok berdasarkan orientasi psikoanalitik. Pada dasarnya, model transaksional dibangun di atas asumsi bahwa, dalam beberapa situasi kelompok, orang cenderung menggunakan himpunan manuver sosial atau perilaku meniru yang merupakan ciri khas gaya hidup mereka. Manuver karakteristik ini Berne menyebutnya "hiburan", "permainan," atau "naskah," tergantung pada generalisasi mereka dan kompleksitas. Dia juga mempunyai konsep tiga tingkat kecenderungan perilaku umum pada semua orang, yang ia sebut "orang tua," "dewasa," dan "anak". Ini memiliki relevansi yang agak jelas untuk konstruksi psikoanalitik.
Interaksi kelompok dalam setiap situasi sosial dapat dianalisis dalam hal pola-pola perilaku, dan manuver sosial dapat dikategorikan sebagai "dewasa," "orang tua," atau "kekanak-kanakan".
Sebagai kelompok yang mulai beroperasi, interaksi dapat diperiksa dalam hal jenis-jenis pemberian transaksi sosial. Situasi di mana transaksi secara langsung dan terbuka disebut "hiburan." Hiburan umum dalam kelompok sosial "PTA" dan "psikiatri." Dalam "PTA," orang-orang membicarakan dan menyesalkan beberapa bentuk kejahatan manusia. Hiburan ini memiliki tema umum "Tidakkah mengerikan bagaimana mereka bertindak," atau, sebenarnya ketika topik itu diri sendiri, "Tidakkah mengerikan bagaimana saya bertindak."
Psikiatri adalah sebuah hiburan serupa tapi berpusat pada menafsirkan perilaku. Temanya mungkin "Kau benar-benar melakukan itu karena," atau "Mengapa saya melakukan hal-hal seperti itu?"
Hiburan adalah manuver intelektual yang pada dasarnya orang bermain dalam situasi sosial untuk melindungi diri dari ancaman, rasa bersalah, atau kebosanan. Mereka mewakili tahap awal dari interaksi kelompok, tetapi, jika mereka tidak diakui, kelompok itu tidak pernah bisa bergerak di luar mereka.
Permainan adalah manuver sosial yang mirip dengan hiburan kecuali bahwa mereka tidak langsung dan menipu diri sendiri di alam. Sebuah permainan khas yang dimainkan dalam interaksi neurotik antara pasangan adalah "Jika bukan untuk Anda." Dalam permainan ini, individu pada dasarnya merupakan proyek tanggungjawab untuk masalah-masalah pada orang lain dan begitu juga dibebaskan dari rasa bersalah atau tanggung jawab.
Permainan lain adalah "Kaki Kayu." Ketika anggota dihadapkan dengan kekurangannya sendiri dalam beberapa bentuk, tanggapannya adalah "Apa yang dapat Anda harapkan dari seorang pria dengan kaki kayu." Dengan kata lain, ia mengatakan, "Saya tidak bisa melakukan yang lebih baik karena saya neurotik, atau lemah, atau malas, atau tidak berharga."
Permainan seringkali hanya bagian dari naskah, yang merupakan cara yang lebih besar dan lebih kompleks untuk mengatasi situasi kehidupan umum. Sebagai kelompok belajar untuk memahami dan menafsirkan permainan, mereka dapat berpindah ke pemeriksaan naskah yang mendasari gaya hidup umum mereka.
Contoh script adalah "penyelamatan" fantasi di mana individu dapat menikah atau berhubungan dengan, satu demi satu, serangkaian individu beralkohol, kriminal, atau neurotik, setiap kali percaya bahwa orang baru dapat disimpan atau direformasi atau direhabilitasi.  Seperti percobaan yang gagal, itu hanya diulang dalam satu set baru keadaan.
Dalam situasi kelompok, anggota biasanya berusaha untuk melemparkan anggota lain ke dalam peran yang diperlukan untuk naskahnya. Dia kemudian mencoba untuk manuver situasi untuk menghasilkan klimaks yang dituntut.
Sebagai kelompok belajar untuk memahami sifat dari script. Anggota dapat memperoleh wawasan yang lebih besar gaya hidup mereka sendiri dan mulai memodifikasi melalui pembelajaran hiburan baru, permainan, dan naskah dengan konsekuensi yang lebih positif yang menyertainya.
Model transaksional ini cukup rumit dan menuntut dalam hal kecanggihan psikologis dan keterampilan konselor. Hal ini, seperti setiap pendekatan terhadap perubahan perilaku, beberapa bahaya yang melekat. Jika hubungan dalam pengaturan kelompok tidak cukup mendukung, individu mungkin kecewa. Ia menawarkan keuntungan, bagaimanapun, menggunakan interaksi yang sangat penuh sosial dalam kelompok sebagai sumber dasar bahan untuk pelajaran baru. Hal ini juga mengajarkan dasar-dasar bahasa untuk perilaku interpersonal. Ini adalah model kognitif berat dimuat.
Sama seperti dalam diskusi model untuk teori konseling individu, tidak ada model yang diberikan di sini mungkin sesuai dengan tujuan dan tingkat keterampilan seorang konselor individu. Sebaliknya, masing-masing menawarkan beberapa konsep yang signifikan atau pendekatan yang dapat dimasukkan ke dalam sebuah teori konseling pribadi yang telah diperkaya ke daerah kerja kelompok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar