Sabtu, 15 September 2012

Asumsi-asumsi BK Perkembangan


BAB II  
KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN
[Prof. Dr. Soeharto, M.Pd]


B.   Asumsi-asumsi Bimbingan dan Konseling Perkembangan
Model Bimbingan dan Konseling Perkembangan memungkinkan konselor untuk memfokuskan tidak sekedar terhadap gangguan emosional klien, melainkan lebih mengupayakan pencapaian tujuan dalam kaitannya dengan penguasaan tugas-tugas perkembangan,  menjembatani tugas-tugas yang muncul pada saat tertentu, dan meningkatkan sumber daya dan kompetensi dalam memberikan bantuan terhadap pola perkembangan yang optimal dari klien (Blocher, 1987:79)

Menurut Myrick, dalam Muro dan Kottman (1995:49), Bimbingan dan Konseling Perkembangan didasarkan pada asumsi bahwa sifat manusia secara invidual bergerak secara urut dan secara positif menuju peningkatan diri (developmental guidance and counseling are based on the premise that human nature moves individuals sequentially and positively toward self-enhancement). Model bimbingan dan konseling ini juga memiliki asumsi bahwa potensi individu merupakan aset yang berharga bagi kemanusiaan. Dorongan dari dalam ini memerlukan kesepakatan dengan kekuatan dalam lingkungan. Pengembangan  kemanusiaan merupakan interaksi individual di mana ia berpijak pada peraturan, perundangan, dan nilai-nilai yang saling melengkapi.

Menurut Blocher (1974:5), asumsi dasar Bimbingan dan Konseling Perkembangan yaitu perkembangan individu akan berlangsung dalam interaksi yang sehat antara individu dengan lingkungannya. Asumsi ini membawa dua implikasi pokok bagi pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah, yakni:
  1. Perkembangan adalah tujuan bimbingan dan konseling. Oleh karena itu,para Guru Bimbingan dan Konseling (Konselor) sekolah perlu   memiliki   kerangka berfikir konseptual untuk  memahami perkembangan siswa sebagai dasar perumusan isi dan tujuan bimbingan dan konseling.
  2. Interaksi yang sehat merupakan suatu Iklim perkembangan yang harus dikembangkan   oleh   Guru   Bimbingan  dan Konseling. Oleh karena  itu   Guru  Bimbingan dan Konseling (Konselor)  perlu menguasai pengetahuan   dan  ketrampilan khusus untuk  mengembangkan interaksi   yang   sehat sebagai pendukung sistem   layanan  bimbingan dan konseling di sekolah.         

Perkembangan perilaku siswa yang efektif dapat dilihat dari tingkat pencapaian tugas-tugas perkembangan dalam setiap tahapan perkembangan. Oleh karena itu, untuk memahami karakteristik siswa sebagai dasar pengembangan program bimbingan dan konseling di sekolah, difokuskan pada pencapaian tugas-tugas perkembangannya. Mengkaji tugas-tugas  perkembangan merupakan hal yang penting  dan menjadi dasar bagi pengembangan   dan peningkatan mutu layanan bimbingan dankonseling.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar