BAB II
KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN
[Prof.
Dr. Soeharto, M.Pd]
B.
Asumsi-asumsi
Bimbingan dan Konseling Perkembangan
Model
Bimbingan dan Konseling Perkembangan memungkinkan konselor untuk memfokuskan
tidak sekedar terhadap gangguan emosional klien, melainkan lebih mengupayakan
pencapaian tujuan dalam kaitannya dengan penguasaan tugas-tugas
perkembangan, menjembatani tugas-tugas
yang muncul pada saat tertentu, dan meningkatkan sumber daya dan kompetensi
dalam memberikan bantuan terhadap pola perkembangan yang optimal dari klien
(Blocher, 1987:79)
Menurut
Myrick, dalam Muro dan Kottman (1995:49), Bimbingan dan Konseling Perkembangan
didasarkan pada asumsi bahwa sifat
manusia secara invidual bergerak secara urut dan secara positif menuju
peningkatan diri (developmental guidance
and counseling are based on the premise that human nature moves individuals
sequentially and positively toward self-enhancement). Model bimbingan dan
konseling ini juga memiliki asumsi
bahwa potensi individu merupakan aset yang berharga bagi kemanusiaan. Dorongan
dari dalam ini memerlukan kesepakatan dengan kekuatan dalam lingkungan.
Pengembangan kemanusiaan merupakan
interaksi individual di mana ia berpijak pada peraturan, perundangan, dan
nilai-nilai yang saling melengkapi.
Menurut
Blocher (1974:5), asumsi dasar
Bimbingan dan Konseling Perkembangan yaitu perkembangan individu akan
berlangsung dalam interaksi yang sehat antara individu dengan lingkungannya.
Asumsi ini membawa dua implikasi pokok bagi pelaksanaan bimbingan dan konseling
di sekolah, yakni:
- Perkembangan adalah tujuan bimbingan dan konseling. Oleh karena itu,para Guru Bimbingan dan Konseling (Konselor) sekolah perlu memiliki kerangka berfikir konseptual untuk memahami perkembangan siswa sebagai dasar perumusan isi dan tujuan bimbingan dan konseling.
- Interaksi yang sehat merupakan suatu Iklim perkembangan yang harus dikembangkan oleh Guru Bimbingan dan Konseling. Oleh karena itu Guru Bimbingan dan Konseling (Konselor) perlu menguasai pengetahuan dan ketrampilan khusus untuk mengembangkan interaksi yang sehat sebagai pendukung sistem layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Perkembangan
perilaku siswa yang efektif dapat dilihat dari tingkat pencapaian tugas-tugas
perkembangan dalam setiap tahapan perkembangan. Oleh karena itu, untuk memahami
karakteristik siswa sebagai dasar pengembangan program bimbingan dan konseling
di sekolah, difokuskan pada pencapaian tugas-tugas perkembangannya. Mengkaji tugas-tugas perkembangan merupakan hal yang
penting dan menjadi dasar bagi pengembangan dan peningkatan mutu layanan bimbingan
dankonseling.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar