Sabtu, 15 September 2012

Pendahuluan BK Perkembangan


BAB 1
[Prof. Dr. Soeharto, M.Pd]
 
A.   Pendekatan Bimbingan dan Konseling
Myrick (1993) mengemukakan bahwa pada beberapa tahun terakhir ini telah berkembang empat pendekatan dasar dalam bimbingan dan konseling, yaitu pendekatan-pendekatan: krisis, remedial, pencegahan, dan perkembangan (Muro & Kottman, 1995:4-5).

Dalam pendekatan krisis, konselor menunggu sampai ada beberapa tipe krisis dan kemudian melangkah ke tindakan membantu individu dalam krisis atau kesulitan mengatasi masalahnya. Dalam pendekatan ini, semua ahli atau konselor seringkali menggunakan teknik-teknik mengatasi krisis dan menentukan masalah.

Dalam pendekatan remedial, konselor memfokuskan pada kelemahan-kelemahan yang dapat diukur dan mencoba meremidinya. Tujuan intervensi ini adalah mengatasi kemungkinan anak mengalami krisis. Banyak strategi yang dapat digunakan dalam pendekatan remedial ini, seperti: mengajarkan ketrampilan-ketrampilan kepada siswa dalam belajar dan sosial yang belum mereka miliki.

Dalam pendekatan pencegahan, konselor mengantisipasi masalah-masalah yang muncul dan mencegahnya agar tidak terjadi. Pendekatan pencegahan ini didasarkan pada pemikiran bahwa jika konselor dapat mendidik siswa tentang bahayanya aktivitas tertentu dan cara-cara menghindarinya sebelum mereka melakukannya, konselor akan dapat mencegahnya dari perbuatan yang demikian itu. Teknik-teknik yang digunakan di dalam pendekatan ini adalah pengajaran dan memberikan informasi.

Pendekatan perkembangan adalah pendekatan yang lebih proaktif daripada tiga pendekatan lainnya itu. Konselor yang menggunakan pendekatan perkembangan, mengindentifikasi ketrampilan-ketrampilan dan pengalaman-pengalaman khusus yang perlu siswa-siswa miliki agar agar berhasil dalam hidupnya. Karena program bimbingan dan konseling perkembangan ini didasarkan pada hasil yang dicapai siswa (students outcomes), maka konselor merancang suatu ”kurikulum bimbingan” yang di dalamnya ada aktivitas-aktivitas yang sesuai perkembangan dan menyediakan informasi dan praktek, sehingga siswa-siswa mempunyai kesempatan untuk mencapai setiap ketrampilan itu. Konselor, guru, atau personil sekolah lainnya dapat menyampaikan berbagai unsur dari suatu kurikulum bimbingan perkembangan (Reynolds, 1993). Teknik-teknik intervensi yang digunakan dalam pendekatan ini, meliputi: pengajaran, bermain peran, latihan, dan konseling. Konselor yang menggunakan pendekatan perkembangan ini akan menggunakan unsur-unsur intervensi krisis, membangun ketrampilan, kerja remedial, program-program pencegahan, dan suatu kurikulum bimbingan yang komprehensif (Baker, 1992; Myrick, 1993). Konselor mengembangkan hasil yang dicapai siswa dan rencana-rencana untuk mencapai hasil-hasil itu bagi ranah akademik, sosial, dan karir (Reynolds, 1993).

Sebagaimana kita ketahui, saat ini telah terjadi perubahan paradigma tentang pendekatan bimbingan dan konseling utamanya bimbingan dan konseling di sekolah, dari pendekatan yang berorientasi tradisional, remedial, klinis, dan terpusat pada konselor; kepada pendekatan yang berorientasi perkembangan dan pencegahan, yaitu pendekatan Bimbingan dan Konseling Perkembangan (Developmental Guidance and Counseling) atau Bimbingan dan Konseling Komprehensif (Comprehensive Guidance and Counseling).

Pelayanan Bimbingan dan Konseling Perkembangan (komprehensif) didasarkan pada upaya pencapaian tugas perkembangan, pengembangan potensi, dan pengentasan masalah-masalah konseli. Tugas-tugas perkembangan dirumuskan sebagai standar kompetensi yang harus dicapai konseli, sehingga pendekatan ini disebut juga bimbingan dan konseling berbasis standar (standard based guidance and counseling) (Ditjen PMPTK Depdiknas, 2007:194).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar